LAPORAN KASUS
Dalam laporan kasus ini penulis akan menguraikan tentang asuhan keperawatan keluarga dengan masalah kesehatan TB Paru pada Tn. I dalam konteks keperawatan yang dilaksanakan pada tanggal 2 s.d 13Mei 2011, dengan pendekatan proses asuhan keperawatan pada keluarga.
A. KARAKTERISTIK
Tanggal 2 Mei 2011, penulis melakukan pengkajian pada keluarga Ny. S dan dari hasil pengkajian telah diperoleh data sebagai berikut:
1. Kepala Keluarga
Nama kepala keluarga adalah Ny. S dengan jenis kelamin perempuan, berusia 68 tahun, agama Islam. Pendidikan terakhir tidak sekolah. Pekerjaan sebagai terima pesanan kue. Tempat tinggal di Jln. Cipinang Pulo Maja RT 06, RW 012, No 13, kelurahan Cipinang Besar Utara, kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur.
2. Susunan Anggota Keluarga
NO | NAMA | UMUR | SEX | HUBUNGAN DENGAN Ka.KELUARGA | PENDIDIKAN | PEKERJAAN | KET |
1 | Tn. Iwan | 35 Th | L | Anak ke-11 | SD | BURUH | |
2 | Ny. Ade | 29 Th | P | Istri Tn.Iwan | SD | IRT | |
3 | An. Oman | 7½ Th | L | Anak Tn.Iwan | SD | PELAJAR | |
4 | Ny. Norma | 28 Th | P | Anak ke-12 | SD | BURUH | |
5 | Tn. Rosidin | 41 Th | L | Suami Ny.Norma | SD | BURUH | |
6 | An. Taflan | 2½ Th | L | Anak Ny.Norma | - | - | |
3.
Genogram
|
1. Tipe Keluarga
Keluarga inti (Nuclear Family) yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak dalam satu rumah.
2. Pemeriksaan Fisik Anggota Keluarga
Ny. S usia 68 tahun, berat badan 46 kg, tinggi badan 147 cm, kesadaran compos mentis, tekanan darah 120/70 mmHg, Nadi 80 x/menit, frekuensi pernafasan 20 x/menit, Suhu 36.40C, warna kulit sawo matang, rambut putih beruban, konjungtiva an-anemis, sklera an-ikterik, mulut tidak terdapat sariawan, gigi karies, telinga, hidung, dan tenggorokan tidak ada kelainan, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening. Hasil auskultasi bunyi paru vesikuler, tidak ada bunyi gallop dan murmur pada jantung, pada palpasi perut datar dan lemas, tidak ada benjolan di kepala.
Tn. I usia 35 tahun, jenis kelamin laki-laki, berat badan 45 kg, tinggi badan 175 cm, kesadaran compos mentis, tekanan darah 110/70 mmHg, Nadi 88x/menit, Suhu 36,80C,frekuensi pernafasan 25x/menit, irreguler. Pada inspeksi rambut pendek ikal, warna hitam, rambut kusam. Tn. I tampak sekali-kali batuk dan sesak, dada sedikit kiposis, mata simetris, sklera an-ikterik, konjungtiva an-anemis, tidak menggunakan alat bantu penglihatan, ekstremitas atas bawah tidak ada kelainan, hasil pemeriksaan auskultasi, bunyi jantung tidak terdengar gallop atau murmur, bunyi nafas vesikuler namun ronki terdengar halus. Bunyi wheezing tidak ada. Pada palpasi abdomen datar dan lemas, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan tiroid.
Ny. Ade usia 29 tahun, jenis kelamin perempuan. Berat badan 45 kg, tinggi badan 152 cm. Tekanan darah 110/80 mmHg, Nadi 80x/menit, suhu tubuh 35,90C, frekuensi pernafasan 20x/menit, reguler. Pada pemeriksaan inspeksi kepala: rambut panjang, hitam dan ikal, tidak ada ketombe. Mata simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva an-anemis, ekstremitas atas dan bawah tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan auskultasi, bunyi paru tidak terdengar wheezing dan ronki. Palpasi abdomen teraba janin usia 5 bulan. Bunyi pernafasan vesikuler, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan tiroid.
An. O usia 7 ½ tahun, jenis kelamin laki-laki. Pekerjaan sebagai pelajar kelas 2 SD.tinggi badan 104 cm, berat badan 20 kg, denyut nadi 88x/menit, frekuensi pernafasan 18x/menit, reguler, suhu tubuh 35,90C. Tampak kurus, rambut pendek ikal, warna hitam, tidak berketombe. Kulit sawo matang. Mata simetris, sklera an-ikterik, konjungtiva an-anemis, ekstremitas atas bawah tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan auskultasi bising usus positif normal, bunyi jantungtidak terdengar gallop dan murmur. Palpasi abdomen datar dan lemas, hepar dan spleen tidak teraba. Tidak ada pembesaran pada kelenjar getah bening dan tiroid. Pada pemeriksaan perkusi, abdomen terdengar bunyi tympani.
Ny. N usia 28 tahun jenis kelamin perempuan, berat badan 51 kg, tinggi badan 152 cm, tekanan darah 120/90 mmHg, nadi 80x/menit, suhu 360C, pernafasan 20x/menit, reguler. Pada pemeriksaan inspeksi didapat data rambut pendek ikal, warna hitam, tidak berketombe. Kulit sawo matang. Mata simetris, sklera an-ikterik, konjungtiva an-anemis, ekstremitas atas bawah tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan auskultasi bising usus positif normal, bunyi jantungtidak terdengar gallop dan murmur. Palpasi abdomen datar dan lemas, hepar dan spleen tidak teraba. Tidak ada pembesaran pada kelenjar getah bening dan tiroid. Pada pemeriksaan perkusi, abdomen terdengar bunyi tympani.
Tn. R usia 41 tahun jenis kelamin laki-laki, berat badan 50 kg, tinggi badan 155 cm, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 84x/menit, pernafasan 22x/menit, reguler, suhu 360C. Pada pemeriksaan inspeksi didapat data rambut pendek ikal, warna hitam, tidak berketombe. Kulit sawo matang. Mata simetris, sklera an-ikterik, konjungtiva an-anemis, ekstremitas atas bawah tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan auskultasi bising usus positif normal, bunyi jantungtidak terdengar gallop dan murmur. Palpasi abdomen datar dan lemas, hepar dan spleen tidak teraba. Tidak ada pembesaran pada kelenjar getah bening dan tiroid. Pada pemeriksaan perkusi, abdomen terdengar bunyi tympani.
An. T usia 2 ½ tahun jenis kelamin laki-laki, berat badan 13 kg, tinggi badan 88 cm. Hasil inspeksi rambut lurus, berwarna hitam dan pendek. Tidak berketombe. Kulit sawo matang. Mata simetris, sklera an-ikterik, konjungtiva an-anemis, ekstremitas atas bawah tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan auskultasi bising usus positif normal, bunyi jantungtidak terdengar gallop dan murmur. Palpasi abdomen datar dan lemas, hepar dan spleen tidak teraba. Tidak ada pembesaran pada kelenjar getah bening dan tiroid. Pada pemeriksaan perkusi, abdomen terdengar bunyi tympani.
A. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu keluarga melepas anak usia dewasa. Tugas perkembangan keluarga yaitu memperluas siklus keluarga dengan masuknya keluarga baru dan perkawinan anak ke-2, melanjutkan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan, membantu orang tua usia lanjut dan mulai menurun status kesehatannya.
(Perkembangan keluarga berada pada tahap IV yaitu keluarga melepas anak usia dewasa).
2. Tugas Keluarga Yang Belum Terpenuhi/Terlaksana Pada Tahap Perkembangan
Tidak ada tugas keluarga yang belum terpenuhi/terlaksana pada tahap perkembangan.
3. Riwayat Keluarga Inti
Keluarga inti yang terdiri dari Ny. S yang berperan sebagai kepala keluarga yang berusia 68 tahun dan 2 orang anak kandung yang terdiri dari 1 anak laki-laki dan 1 anak perempuan, 2 cucu laki-laki, dan 2 menantu yaitu 1 laki-laki dan 1 perempuan.
B. STRUKTUR KELUARGA
1. Komunikasi Dalam Keluarga
1.1 Pola Interaksi
Pola interaksi paling sering terjadi dalam keluarga yaitu saat pagi hari dan malam hari, biasanya interaksi terjadi saat menonton TV. Dalam komunikasi, yang paling dominan adalah Tn. I dengan menggunakan bahasa Indonesia. Komunikasi dalam keluarga saling tertutup satu sama lain. Interaksi yang berlangsung biasanya hanya sekedar. Tidak ada konflik dalam keluarga tentang pola interaksi.
1.2 Cara Berkomunikasi Dalam Keluarga
Cara berkomunikasi yang sering diterapkan dalam keluarga yaitu secara langsung, sifat komunikasi yang sering diterapkan dalam keluarga secara tertutup. Anggota keluarga yang paling dominan berbicara adalah Tn. I, bahasa yang sering digunakan oleh anggota keluarga yaitu bahasa Indonesia.
2. Struktur Keluarga
2.1 Pengambilan Keputusan
Cara atau metode pengambilan keputusan di keluarga yaitu secara musyawarah. Di dalam keluarga ini yang mengambil keputusan dalam keluarga adalah Tn. I. Didalam masalah kesehatan dalam keluarga, diperlukan tenaga kesehatan seperti dokter/perawat untuk memecahkan masalah kesehatan keluarga. Anggota keluarga yang paling dipercaya kepada keluarga adalah ibu.
2.2 Hubungan Dalam Keluarga
Hubungan antara anggota keluarga adalah kurang harmonis dan tidak saling percaya.
3. Struktur Nilai-Nilai/Values
3.1 Sistem Nilai
Ny. S bersuku Betawi. Budaya yang dominan dalam keluarga adalah budaya betawi. Dalam keluarga tidak ada nilai-nilai tertentu dan nilai agama yang bertentangan dengan kesehatan karena menurut keluarga kesehatan merupakan hal yang penting. Ketaatan keluarga dalam menjalankan kegiatan agama adalah kurang taat. Yang paling taat beribadah dan selalu mengikuti pengajian adalah Ny. S.
4. Struktur Peran
4.1 Pembagian Peran Dalam Anggota Keluarga
Pembagian peran dalam anggota keluarga yaitu Ny. S sebagai kepala keluarga, sebagai ibu untuk anak-anak,dan sebagai nenek dari cucu-cucunya. Sedangkan anak sebagai anggota keluarga dan sebagaiistri/suami bagi pasangannya, serta menjadi orangtua dari anak-anaknya. Ny. S berperan sebagai ibu dan nenek, Tn. I berperan sebagai pencari nafkah dan dibantu oleh Ny. N dan Tn. R.
Tidak ada perubahan peran ataupun konflik ketidaksesuaian peran dalam keluarga.
C. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Semua anggota keluarga saling menyayangi dan keluarga merasa bangga apabila salah satu anggota keluarga berhasil. Respon keluarga terhadap kehilangan yaitu berduka, namun selama ini keluarga saling menguatkan dan menjaga satu sama lain.
2. Fungsi Sosial
Anggota keluarga tidak ada yang ikut dalam keanggotaan organisasi masyarakat dan tidak ada yang cukup berpengaruh di masyarakat di keluarga Ny. S. Terdapat konflik di masyarakat yaitu An. T nakal sehingga dijauhi oleh tetangga. Keluarga mengggunakan faktor-faktor penunjang untuk memecahkan masalah kesehatannya yaitu dengan cara berobat ke Puskesmas Cipinang Besar Utara atau ke Puskesmas Jatinegara. Anggota keluarga yang mempunyai keterampilan khusus adalah Ny. S yaitu terampil membuat kue. Anggota keluarga yang tidak bisa membaca dan menulis adalah Ny. S karena tidak pernah sekolah.
3. Fungsi Reproduksi
Keluarga Ny. S, khususnya Ny. M dahulu tidakmengikuti keluarga berencana (KB). Jumlah anak dalam keluarga Ny. S berjumlah 13 orang. Anggota keluarga ada yang mengikuti program KB yaitu Ny. N yaitu menggunakan suntik KB dalam 3 bulan sekali. Efek sampingnya berat badan menjadi lebih gemuk.
4. Fungsi Ekonomi
Penghasilan keluarga didapat dari hasil Ny.S menerima pesanan kue dan anaknya dengan pendapatan kurang lebih Rp1.000.000,- / bulan. Uang ini digunakan setiap bulannya untuk kebutuhan harian, kebutuhan bulanan, kebutuhan makan, bayar pajak, bayar rekening listrik, dan biaya transportasi. Penghasilan keluarga sudah cukup memenuhi kebutuhan karena dibantu oleh anak perempuan yang ke-10 sebesar Rp200.000,- dan anak laki-laki ke-11 sebesar Rp200.000,-, dan anak perempuan ke-12 sebesar Rp200.000,-. Dalam keluarga Ny. S tidak terdapat anggota keluarga yang mempunyai tabungan.
5. Fungsi Pemeliharaan Kesehatan
1.1 Pemenuhan Kebutuhan Makan
Menurut Ny. S pengadaan makanan sehari-hari dalam keluarga dengan membeli. Komposisi jenis makanannya adalah nasi, lauk pauk, protein hewani, dan protein nabati, sayuran, dan susu. Cara penyajian makanan yaitu tertutup. Dalam keluarga Ny. S tidak terdapat pantangan terhadap makanan. Pengelolaan air minum dalam keluarga dengan cara membeli air aqua, kebiasaan keluarga dalam mengelola makanan yaitu dipotong dahulu kemudian dicuci. Kebiasaan makan dalam keluarga yaitu sendiri-sendiri.
1.2 Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur
Dalam keluarga Ny. S, anggota keluarga mempunyai kebiasaan tidur pada siang hari. Keluarga Ny. S tidak memiliki kamar tidur masing-masing namun hanya memiliki dua kamar tidur. Kamar yang ada di depan ditempati olehkeluarga Tn. I sedangkan kamar yang ada ditengah ditempati oleh Ny.N, Ny. S, dan An. T. Selama ini tidak ada anggota keluarga yang mengalami kesulitan tidur.
1.3 Pemenuhan Kebutuhan Rekreasi dan Eksercise
Keluarga tidak mempunyai kebiasaan rekreasi yang teratur karena tidak memiliki dana. Dalam keluarga Ny. S memanfaatkan waktu luangnya denganmengikuti pengajian didaerah rumahnya. Keluarga Ny. S tidak memiliki waktu khusu untuk berolahraga, biasanya olahraga yang dilakukan dengan jalan-jalan kecil ke pasar setiap pagi.
1.4 Pemenuhan Kebutuhan Kebersihan Diri
Pemeliharaan kebersihan diri dalam anggota keluarga yaitu mandi 2x/hari, sikat gigi 3x/hari, cucui rambut1x/hari. Keluarga mandi dengan menggunakan sabun, sikat gigi menggunakan pasta gigi, dan cuci rambut menggunakan shampo.
Jika terdapat anggota keluarga yang sakit, biasanya keluarga membawa ke fasilitas kesehatan seperti puskesmas, dokter praktek, bidan/mantri praktek. Jika hanya sakit biasa, keluarga membeli obat warung seperti bodrex, komix, dan paramex karena sudah mengetahui obatnya.
D. STRESSOR DAN KOPING
Stress yang dihadapi keluarga Tn. K adalah apabila keluarga tidak memiliki dana pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan terdapat anggota keluarga yang sakit.
Penanggulangan masalah kesehatan dalam keluarga diatasi secara bersama-sama. Jika terdapat anggota keluarga yang mengalami masalah, keluarga berusaha mencari jalan keluar dengan membicarakannya dengan anggota keluarga yang lain.
E. DERAJAT KESEHATAN
1. Kejadian Kesakitan Saat Ini
Tn. I menderita penyakit TB Paru 2 ½ tahun yang lalu, kemudian sudah minum obat OAT selama 6 bulan, namun Tn. I tidak pernah cek kesehatan lagi apakah kuman TB sudah benar-benar hilang atau tidak. Sedangkan An. O termasuk dalam gizi kurang karena sulit makan.
2. Kejadian Kecacatan
Tidak ada anggota keluarga yang menderita cacat fisik.
3. Kejadian Kematian Satu Tahun Terakhir
Terdapat anggota keluarga yang meninggal dunia pada satu tahun terakhir yaitu adik dari bapak mertua Tn. I yang berusia 60 tahun meninggal dunia karena sakit stroek.
4. Kejadian Penyakit Kronis
Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit kronis.
5. Kejadian Sakit Satu Tahun Terakhir
Tn.I menderita penyakit TB Paru sejak 2 ½ tahun yang lalu.
F. KESEHATAN LINGKUNGAN
1. Perumahan
Jenis rumah permanen denga luas bangunan 40 m2. Status rumah milik pribadi dengan atap rumah menggunakan asbes. Ventilasi rumah dengan luas < 10% luas lantai dengan pencahayaan kurang, yaitu cahaya tidak dapat masuk ke rumah pada siang hari. Penerangan di rumah menggunakan listrik. Lantai di rumah menggunakan ubin. Kondisi kebersihan rumah secara keseluruhan kotor. Bagian-bagian rumah terdapat ruang tamu, ruang tidur, dapur, dan kamar mandi yang bergabung dengan WC tampak gelap, tidak ada ahaya yang dapat masuk, lembab.
2. Denah Rumah
1. Pengelolaan Sampah
Keluarga mempunyai pembuangan sampah terbuka. Biasanya sampah-sampah rumah tangga tersebut di ikat dengan kantong plastik hitam dan setiap pagi di buang ditempat pembuangan sampah yang ada di daerah rumahnya.
2. Sumber Air
Keluarga mempunyai sumber air pompa tangan. Untuk keperluan air minum keluarga Ny. S membeli air minum yang sudah matang diwarung. Keadaan air tidak berwarna, tidak berasa, tidak ada endapan, dan tidak berbau.
3. Jamban Keluarga
Keluarga mempunyai WC sendiri dengan jenis leher angsa dan pembuangan tinja dengan sumber air yaitu 10 meter.
4. Pembuangan Air Limbah
Keluarga mempunyai saluran pembuangan air limbah dengan kondisi mengalir melalui selokan dan berakhir ke sungai/kali.
5. Fasilitas Sosial dan Fasilitas Kesehatan
Terdapat perkumpulan kegiatan masyarakat di lingkungan Ny. S seperti arisan RT, pengajian RT, dan ibu-ibu PKK. Sedangkan fasilitas kesehatan di lingkungan rumah terdapat puskesmas, posyandu, balai pengobatan mandiri, dokter praktek, dan bidan/mantri praktek. Fasilitas kesehatan tersebut dapat terjangkau keluarga dengan berjalan kaki atau naik kendaraan bermotor.
- MASALAH KESEHATAN KHUSUS
1. Ibu Hamil
Dalam keluarga Ny. S terdapat anggota keluarga yang sedang hamil yaitu Ny. A usia 29 tahun. Status kehamilan G2P1AO, usia kehamilan 5 bulan. Kehamilan diinginkan, ibu selalu memeriksakan kehamilan di bidan praktek sudah lebih dari 4x pemeriksaan, sudah mendapatkan imunisasi TT, berat badan 45 kg, tekanan darah 110/80 mmHg. Pada pemeriksaan inspeksi, didapat data konjungtiva an-anemis, sklera an-ikterik, muka tidak ada edema, abdomen tampak striae dan membuncit, payudara puting menonjol, tungkai tidak bengkak. Pada pemeriksaan auskultasi bunyi jantung normal, tidak terdengar bunyi gallop dan murmur. Bunyi paru normal, vesikuler. Pada palpasi abdomen teraba janin.
2. Balita
Balita bernama An. T berusia 2 ½ tahun, jenis kelamin laki-laki, sudah diberi imunisasi dasar lengkap kecuali imunisasi campak kerena keluarga takut akan efek sampingnya panas dan akibatnya anak bisa meninggal dunia. Anggota keluarga mendapatkan imunisasi di Puskesmas CBU. Berat badan 13 kg, tinggi badan 88 cm, balita mempunyai KMS (Kartu Menuju Sehat) dan Ny. N tidak mengerti cara membacanya. Kesimpulan grafik BB dalam KMS meningkat setiap bulannya dan berada dalam garis hijau. An. T tampak makan 2x sehari. Pengadaan bahan makanan dengan cara membeli di warung. Makanan yang dikonsumsi semua lengkap dan disertai susu. An. T mendapatkan vitamin A setiap bulannya.
3. Usila (Usia Lanjut usia diatas 60 tahun)
Ny. S berusia 68 tahun, keluahan yang dialami sekarang adalah penglihatan sudah kurang tajam/menurun pada mata sebelah kiri. Ny. S tidak pernah mengikuti program pembinaan usila di Puskesmas karena malas dan tidak mempunyai waktu.
PENJAJAKAN II
1. Pengkajian Terhadap Masalah: Resiko Terjadinya Penularan TB Paru Pada Anggota Keluarga Lain
Dari hasil wawancara dengan Tn.I tentang TB Paru, Tn. I telah mengetahui penyakit TBC setelah diberitahu oleh dokter Puskesmas sejak 2 ½ tahun yang lalu. Kemudian Tn. I minum obat OAT selama 6 bulan dengan teratur, namun Tn. I menganggap penyakitnya sudah sembuh total berkat minum obat tanpa mengecek dahak lagi ke Puskesmas setelah obat OAT habis. Pada saat ditanyakan apa itu TB, menurut Tn. I TB itu adalah penyakit paru-paru, tanda gejalanya batuk-batuk, nyeri dada, dan sesak nafas. Penyebabnya karena mencium aroma pentol korek api kayu. Akibat dari TB adalah dadanya terasa nyeri dan sesak nafas. Untuk mengatasi masalahnya Tn. I selama ini berobat ke Puskesmas, namun dalam 2 minggu ini Tn. I batuk-batuk dan tidak periksa ke Puskesmas, Tn. I hanya meminum obat yang di beli di warung. Tn. I juga mengatakan selama ini tidak pernah membuka jendela dan jarang merapikan kamar tidur. Sedangkan keluarga mensupport klien untuk segera berobat ke Puskesmas. Hasil observasi penulis terhadap lingkungan keluarga kadang Tn. I batuk dan tidak menutup mulutnya dan ruang tidur dikamar tampak tidak rapi, berdebu, lembab, kotor dan gelap. Selama ini Tn. I tidak memanfaatkan fasilitas kesehatan lagi yang ada di Puskesmas karena tidak ada dana untuk berobat rontgen dada dan tidak ada waktu. Klien mengatakan sudah sembuh dan mengatakan batuknya hanya masuk angin.
2. Pengkajian Terhadap Masalah Keluarga: Tidak Efektifnya Bersihan Jalan Nafas Pada Keluarga Ny. S akibat TB Paru
Keluarga mengeluh Tn. I batuk-batuk sejak 2 minggu karena masuk angin. 2 ½ tahun yang lalu Tn. I terdiagnosa TB Paru dan sudah menjalani pengobatan OAT selama 6 bulan namun tiak pernah cek kesehatan lagi setelah obat OAT 6 bulan itu habis. Pada saat ditanyakan apa itu TB, menurut Tn. I TB itu adalah penyakit paru-paru, tanda gejalanya batuk-batuk, nyeri dada, dan sesak nafas. Penyebabnya karena mencium aroma pentol korek api kayu. Akibat dari TB adalah dadanya terasa nyeri dan sesak nafas. Untuk mengatasi masalahnya Tn. I selama ini berobat ke Puskesmas, namun dalam 2 minggu ini Tn. I batuk-batuk dan tidak periksa ke Puskesmas, Tn. I hanya meminum obat yang di beli di warung. Tn. I juga mengatakan selama ini tidak pernah membuka jendela dan jarang merapikan kamar tidur. Sedangkan keluarga mensupport klien untuk segera berobat ke Puskesmas. Hasil observasi penulis terhadap lingkungan keluarga kadang Tn. I batuk dan tidak menutup mulutnya dan ruang tidur dikamar tampak tidak rapi, berdebu, lembab, kotor dan gelap. Selama ini Tn. I tidak memanfaatkan fasilitas kesehatan lagi yang ada di Puskesmas karena tidak ada dana untuk berobat rontgen dada dan tidak ada waktu. Klien mengatakan sudah sembuh dan mengatakan batuknya hanya masuk angin.
3. Pengkajian Terhadap Masalah: Perubahan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Dari hasil wawancara dengan Ayah An. O (Tn. I) tentang masalah gizi kurang, Tn. I belum mengetahui tentang penyakit gizi kurang dan belum pernah periksa ke pelayanan kesehatan. Tn. I mengatakan tidak tahu mengenai kebutuhan nutrisi anaknya dan Tn. I juga mengatakan tidak merasa perlu untuk memantau berat badan anaknya ke pelayanan kesehatan. Pada saat ditanyakan penyebab gizi kurang pada Tn. I mengatakan penyebabnya adalah tidak nafsu makan. Dan akibat dari gizi kurang Tn. I tidak mengetahuinya. Untuk mengatasi masalah gizi kurang, Tn. I mengatakan harus banyak makan. Tn. I saat ditanyakan masalah makanan, Tn. I mengatakan harus banyak makan. Tn. I saat ditanyakan masalah makanan, Tn. I selalu membeli lauk yang sudah matang di warung. Hasil observasi penulis terhadap penyediaan makanan dikeluarga bila sedang ada uang biasanya Tn. I membeli makanan kesukaan An. O, tapi bila sedang tidak ada uang Tn. I hanya memberikan makanan mie ataupun telur. Tn. I mengatakan An. O makan hanya 2x sehari, yaitu makan siang dan sore, pada waktu pagi hari An. O jarang sarapan karena biasanya An. O bangun tidur sekitar jam 09.00-10.00 pagi. Saat pemeriksaan fisik badan An. O tampak kurus, berat badan 20 kg, tinggi badan 104 cm. Berdasarkan hasil penghitungan IMT (Indeks Masa Tubuh), An. O berada dibawah standar gizi normal, yaitu 16,7. Yang artinya dalam batas standar gizi kurang dan kulit terlihat kering. Tn. I mengatakan An. O terlalu banyak bermain hingga lari-larian bersama temannya hingga lupa untuk makan. Selama ini Tn. I jarang memanfaatkan fasilitas kesehatan/sarana kesehatan dengan alasan malasa antri dan merasa belum perlu berobat.
ANALISA DATA & PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
Keluarga Ny. S Dengan Masalah Kesehatan TB Paru pada Tn. I
NO | DATA FOKUS | MASALAH KEPERAWATAN | KEMUNGKINAN ETIOLOGI |
1 | Data Subjektif: - Tn. I mengatakan sakit TB Paru sejak 2 ½ tahu yang lalu - Tn. I mengatakan obatnya diminum secara teratur selama 6 bulan pada 2 ½ tahun yang lalu, namun masih menjadi perokok aktif - Klien mengatakan dalam 1 hari menghabiskan rokok 12 batang/hari - Tn. I mengatakan tidak pernah periksa ke Puskesmas lagi sejak obatnya habis 6 bulan. - Tn. I mengatakan saat ini sedang masuk angin, flu, dan batuk-batuk Data Objektif: - Kesadaran compos mentis - Tanda-tanda vital: TD 110/70 mmHg, Nadi 8ox/menit, Pernafasan 25x/menit, irreguler, bunyi nafas sedikit ronki, Suhu 360C - Berat Badan 45 kg, TB 175 cm - Tn. I tampak kurus, kondisi rumah sempit, pencahayaan redup, udara lembab, gelap, dan kotor | Resiko terjadinya penularan TB Paru pada anggota keluarga yang lain | Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit |
ANALISA DATA & PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
Keluarga Ny. S Dengan Masalah Kesehatan TB Paru pada Tn. I
NO | DATA FOKUS | MASALAH KEPERAWATAN | KEMUNGKINAN ETIOLOGI |
2 | Data Subjektif: - Tn. I mengatakan sudah lama batuk-batuk sudah 2 minggu karena masuk angin. - Tn. I mengatakan batuknya sudah sembuh dan kambuh lagi akibat masuk angin. - Tn. I mengatakan baru beli obat warung kalau batuknya dirasa agak parah. - Tn. I mengatakan mengetahui tentang penyakit TB Paru adalah penyakit batuk-batuk yang disebabkan karena mencium aroma pentol korek api kayu. - Tn. I mengatakan tidak pernah membuka jendela karena sudah ada kipas angin. Data Objektif: - Tekanan Darah 110/70 mmHg, Nadi 86x/menit, Pernafasan 25x/menit, bunyi paru terdengar sedikit bunyi ronki, Suhu 360C - Berat Badan: 45 kg - Tinggi Badan: 175 cm - Kondisi rumah lembab, debu dan kitor. - Ventilasi rumah kurang dari10% luas lantai sehingga sirkulasi udara tidak bebas | Tidak efektifnya bersihan jalan nafas pada keluarga Ny. S khususnya Tn. I | Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit |
ANALISA DATA & PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
Keluarga Ny. S Dengan Masalah Kesehatan Gizi Kurang pada An. O
NO | DATA FOKUS | MASALAH KEPERAWATAN | KEMUNGKINAN ETIOLOGI |
1 | Data Subjektif: - Tn. I mengatakan An. O makannya 2x/hari, sulit makan, dan mau makan bila ada makanan kesukaannya dagig ayam dan mie goreng. - Tn.i mengatakan An. O kebanyakan bermain sam temannya sebelum dan sesudah pulang dari sekolah sampai lupa makan. - Tn. I mengatakan An. O terlalu banyak main play station diluar dan apabila tidak diberikan biasanya nangis dan tidak mau makan. - Tn. I mengatakan 2 tahun ini An. O tidak nafsu makan dan berat badan tidak bertambah. Data Objektif: - An. O tampak kurus - Berat badan 20 kg - Tinggi badan 104 cm - Kulit terlihat kering, warna sawo matang - An. O tampak tidak bisa tenang di rumah dan selalu bermain. - Tanda-tanda vital: Tekanan Darah 110/70 mmHg, Nadi 86x/menit, Pernafasan 20x/menit, Suhu 360C - Berdasarkan perhitungan IMT, An. O termasuk dalam golongan anak dengan gizi kurang. IMT= BB (kg) : TB (m2) = 20: 1,2 = 16,7 | Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluargaNy. S khususnya An.O | Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah gizi kurang |
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
1. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan Resiko terjadinya penularan TB Paru pada anggota keluarga yang lain b.d Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
NO | KRITERIA | PERHITUNGAN | SKOR | JUSTIFIKASI |
1 | Sifat masalah: Resiko | 2/3 x1 | 2/3 | Ditangani segera karena resiko penularan TB Paru pada anggota keluarga yang lain, Tn. I riwayat TB Paru 2 ½ tahun yang lalu minum obat OAT selama 6 bulan, dan tidak pernah berobat lagi. |
2 | Kemungkinan masalah untuk dirubah: Mudah | 2/2x 2 | 1 | Dapat dirubah dengan penyuluhan penularan TB Paru dengan menganjurkan Tn. I tidak membuang dahak sembarangan dan rajin membuka jendela pada pagi hari dan siang hari. |
3 | Potensi pencegahan masalah: Sedang | 2/3 x 1 | 2/3 | Resiko penularan sulit dicegah karena kondisi rumah yang sempit dan interaksi antara anggota keluarga yang lain kurang dari 1 meter dan Tn. I lupa untuk menutup mulut jika batuk. |
4 | Menonjolnya masalah: Masalah dirasakan dengan ada upaya/segera ditangani | 2/2 x 1 | 1 | Masalah perlu ditangani segera karena resiko penularan pada anggota keluarga yang lain dengan melakukan pemeriksaan pada anggota keluarga yang lain (screening kesehatan) dan anjurkan keluarga untuk memanfaatkan fasilitas (puskesmas) yang terdekat dan sesuai kemampuan. |
| TOTAL SKOR | | 3 1/3 | |
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
2. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan Tidak efektifnya bersihan jalan nafas pada keluarga Ny. S khususnya Tn. I b.d Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
NO | KRITERIA | PERHITUNGAN | SKOR | JUSTIFIKASI |
1 | Sifat masalah: Aktual | 3/3 x1 | 1 | Masalah ini bersifat aktual karena Tn. I mengeluh batuk-batuk selama 2 minggu, sesak nafas dan mudah lelah. Jika tidak ditangani segera dapat mengakibatkan penyakit menjadi semakin parah. |
2 | Kemungkinan masalah untuk dirubah: Mudah | 2/2x 2 | 1 | Pelayanan kesehatan dekat dari rumah dan terjangkau, dana untuk berobat tersedia karena murah. Dengan informasi yang diberikan keluarga dapat mngerti tentang TB Paru dan mencegah penularan. |
3 | Potensi pencegahan masalah: Sedang | 2/3 x 1 | 2/3 | Tn. I adalah penderita TB Paru dengan minum obat OAT selam 6 bulan pada 2 ½ tahun yang lalu dan sudah minum obat OAT selama 6 bulan. Saat ini Tn.I belum pernah kontrol kesehatan lagi di Puskesmas. Keluarga belum ada upaya untuk mengatasi masalah/kondisi Tn. I karena belum ada waktu sehingga kemungkinan penularan cukup tinggi. |
4 | Menonjolnya masalah: Masalah dirasakan berat,harus segera ditangani | 2/2 x 1 | 1 | Keluarga merasa ada masalah dan perlu segera ditangani karena sudah merasakan gejala-gejala penyakit. |
| TOTAL SKOR | | 4 2/3 | |
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
3. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluargaNy. S khususnya An.O b.d Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah gizi kurang.
NO | KRITERIA | PERHITUNGAN | SKOR | JUSTIFIKASI |
1 | Sifat masalah: Aktual | 3/3 x1 | 1 | Hasil pemeriksaan fisik, An. O terlihat badannya kurus, kulit kering, warna sawo matang. Berat badan dibawah normal BB: 20 kg, TB: 104 cm. Perhitungan IMT: 16,7 (Artinya dalam batas kurang gizi). An. O terlihat banyak bermain. Disimpulkan: An. O mengalami gizi kurang. |
2 | Kemungkinan masalah untuk dirubah: Sebagian | ½ x 2 | 1 | Tn. I mengetahui anaknya mengalami gizi kurang dan sudah mencoba memberikan makanan yang banyak, namun An. O hanya menghabiskan beberapa suap nasi saja, dan lebih suka jajan diluar. Penghasilan keluarga sebulan Rp1.000.000,- sangat kurang bila dibandingkan untuk kehidupan sehari-hari dan untuk biaya sekolahanak-anaknya. Puskesmas ada dan jaraknya cukup dekat dengan rumah keluarga Ny. S. Keluarga selalu membawa An. O ke puskesmas bila sakit. |
3 | Potensi pencegahan masalah: Cukup | 2/3 x 1 | 2/3 | Tn. I mengetahui anaknya mengalami gizi kurang An. O tidak nafsu makan. Tindakan yang dilakukan Tn. I yaitu dengan memberikan makanan kesukaan anaknya bila ada uang. Tapi bila tidak ada uang biasanya Tn. I memberikan makanan tempe orek, telor, dan mie goreng. Saat ditanyakan masalah mengolah makanan, Tn. I selalu membeli lauk matang di warung. |
4 | Menonjolnya masalah: Masalah dirasakan berat, harus segera ditangani | 2/2 x 1 | 1 | Keluarga yaitu Tn. I mengatakan ada masalah gizi kurang pada An. O, sudah mencoba memberikan makanan yang banyak namun An. O tidak selalu habis makannya, dan An. O mau makan bila ada makanan kesukaannya. Tn. I juga mengatakan karena adanya faktor ekonomi yang kurang. Menurut keluarga, masalah harus ditangani dengan memberikan makanan yang bergizi dan seimbang kepada anaknya. |
| TOTAL SKOR | | 3 2/3 | |
PERENCANAAN KEPERAWATAN
NO | DIAGNOSA KEPERAWATAN | TUJUAN | INTERVENSI | EVALUASI | ||
UMUM | KHUSUS | KRITERIA | STANDART | |||
1 | Resiko terjadinya penularan TB Paru pada anggota keluarga yang lain b.d Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit | Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 minggu diharapkan pengetahuan keluarga Ny. S bertambah/ teratasi | a. Setelah kunjungan selama 1x30 menit keluarga Ny.S dan Tn. I mampu mengenal masalah dengan menyebutkan pengertian, tanda & gejala, serta penyebab dari TB Paru b. Setelah diberikan penjelasan 1x30’ keluarga: mengambil keputusan untuk mengatasi masalah TB Paru c. Setelah 1x30’ diberikan penjelasan, keluarga mampu melakukan tindakan untuk merawat anggota keluarga yang menderita penyakit TB Parudengan menjelaskan cara perawatan dan melaksanakannya pada penderita TB Paru d. Setelah 3x60’ kunjungan keluarga Ny. S memodifikasi lingkungan untuk mencegah terjadinya penularan dengan cara menyebutkan lingkungan-lingkungan yang baik bagi penderita TB Paru | 1. Menjelaskan pengertian dan gejala serta penyebab dari penyakit TB Paru 2. Tanyakan kembali tentang pengertian, tanda dan gejala serta penyebab dan akibat dari penyakit TB Paru 3. Berikan pujian yang positif/jawaban yang tepat 1.Jelaskan pada keluarga Ny. S akibat dari penyakit TB Paru 2.Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan 3.Tanyakan kembali pada keluarga akibat dari penyebab TB Paru 4.Berikan kesempatan keluarga untuk bertanya 1.Menjelaskan cara perawatan TB Paru 2. Berikan contoh menu makanan yang bergizi 3.Tanyakan kembali tentang cara merawat TB Paru dan menu yang bergizi 4.Diskusikan tentang pentingnya perawatan di rumah 1.Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang lingkungan rumah yang baik 2. Memodifikasi keluarga untuk mengungkapkan kembali lingkungan 3.Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas sesuai kemampuan | Respon verbal dari keluarga dengan menyebutkan tentang pengertian, penyakit TB Paru, tanda dan gejala serta penyebabnya Respon verbal keluarga mampu menjelaskan kembali akibat TB Paru dan mengambil keputusan untuk mengatasai TB Paru Respon verbal keluarga mampu menjelaskan cara perawatan TB Paru Respon verbal keluarga dapat menjelaskan lingkungan yang dapat mendukung penyembuhan penyakit TB Paru | 1. Keluarga mampu menyebutkan TB Paru adalah suatu penyakit yang menular. 2. Tanda dan gejalanya adalah batuk terus-menerus dan berdahak, sesak nafas, keluar keringat dingin pada malam hari, berat badan menurun. 3. Keluarga menyebutkan penyebab T B paru adalah: kuman mikrobakteri tuberkulosa 1.Keluarga dapat menyebutkan akibat dari tidak minum obat secara teratur maka kuman-kuman TB akan kebal didalam tubuh, maka penyakit akan sulit disembuhkan 1.Keluarga mampu menyebutkan cara perawatan penyakit TB Paru adalah: Minum obat teratur, makan-makanan yang bergizi, istirahat cukup, menjaga kebersihan lingkungan 1.Keluarga dapat menyebutkan cara memodifikasi lingkungan yang dapat mendukung penyembuhan penyakit TB Paru adalah pencahayaan ruangan yang cukup 2.Ventilasi rumah yang cukup 3.Jendela rajin dibuka agar sinar matahari bisa masuk kedalam rumah 4.Menjemur kasur, bantal, minimal 1 minggu sekali 5.Tidak membuang dahak sembarangan tempat, tapi gunakan kaleng yang didalamnya di isi cairan desinfektan seperti tysol, air sabun, bayclin, agar kuman TB dapat mati |
NO | DIAGNOSA KEPERAWATAN | TUJUAN | INTERVENSI | EVALUASI | ||
UMUM | KHUSUS | KRITERIA | STANDART | |||
2 | Tidak efektifnya bersihan jalan nafas pada keluarga Ny. Khususnya Tn. I b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah penyakit TB Paru | Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 minggu diharapkan jalan nafas Tn. I efektif | a. Setelah dilakukan pertemuan 1x45’, keluarga mampu mengenal masalah TB Paru dengan cara menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala TB Paru b. Setelah dilakukan pertemuan 1x45’ keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi maslaah TB Paru dengan cara menyebutkan akibat dari TB Paru dan memutuskan untuk merawat Tn. I dengan TB Paru c. Setelah dilakukan pertemuan 2x45’ keluarga mampu melakukan perawatan pada anggota keluarga yang menderita penyakit TB Paru dengan cara menjelaskan cara perawatan dan pencegahan penularan TB Paru, mendemonstrasikan cara batuk efektif dan pembuangan dahak pada pasien TB Paru d. Setelah dilakukan pertemuan 1x45’ keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk mencegah terjadinya penularan dengan cara menyebutkan lingkungan-lingkungan yang baik bagi pasien penyakit TB Paru e. Setelah dilakukan pertemuan 1x45’ keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia dengan cara menyebutkan manfaat kunjungan ke pelayanan kesehatan, menyebutkan jenis-jenis pelayanan kesehatan yang tersedia dam memanfaatkan fasilitas kesehatan | 1.Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, serta penyebab dari penyakit TB Paru 2.Tanyakan kembali tentang pengertian, tanda dan gejala, serta penyebab dari penyakit TB Paru 3.Berikan reinforcement positif atas kemampuan keluarga 1.Jelaskan pada keluarga Tn. I akibat dari penyakit TB Paru 2.Tanyakan kembali pada keluarga akibat TB Paru 3.Motivasi keliuarga untuk mengambil keputusan dalam mengatasi TB Paru Tn. I 4.Berikan reinforcement positif atas keputusan yang diambil keluarga dalam mengatasi TB Paru 1.Jelaskan cara perawatan, pencegahan penyakit TB Paru 2.Ajarkan klien cara batuk efektif dan membuang dahak yang benar 3.Tanyakan kembali cara perawatan, pencegahan penyakit TB Paru 4.Anjurkan keluarga mempraktekkan kembali cara batuk efektif dan membuang dahak ke tempatnya 5.Berikan reinforcement positif atas hasil yang dicapai 1.Diskusikan hal-hal yang dapat dilakukan untuk memodifikasi lingkungan 2.Motivasi keluarga untuk mengungkapkan kembali cara memodifikasi lingkungan 3.Berikan reinforcement positif atas hasil yang telah dicapai 1.Diskusikan dengan keluarga tentang manfaat kunjungan ke pelayanan kesehatan | Respon verbal dari keluarga terkait pengertian, penyebab, tanda dan gejala TB Paru Respon verbal dan sikap dari keluarga tentang akibat TB Paru dan keputusan keluarga untuk mengatasi TB Paru Respon verbal, sikap, dan psikomotor keluarga tentang cara perawatan TB Paru dan pencegahan penularan TB Paru Respon verbal, sikap dan psikomotor keluarga tentang lingkungan yang dapat mendukung penyembuhan penyakit TB Paru Respon verbal, sikap, dan psikomotor keluarga tentang manfaat pelayanan kesehatan dan penggunaan pelayanan kesehatan | TB Paru adalah suatu penyakit yang menular yang dapat menyerang siapa saja yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosae, tanda dan gejalanya adalah batuk-batuk terus menerus selama kurang lebih 3 minggu dan berdahak, sesak nafas, keluar keringat dingin pada malam hari, dan berat badan menurun. Akibat dari TB Paru adalah tuberkulosis meningen, pnemonia tuberkulosis, dan kematian. Keluarga memutuskan untuk mengatasi dan merawat TB Paru Tn. I Cara perawatan penyakit TB Paru adalah minum obat secara teratur, makan makanan yang bergizi, istirahat cukup, menjaga kebersihan lingkungan. Cara pencegahan penularan TB Paru dengan memisahkan perlengkapan makan anggota keluarga dengan pasien, menutup mulut saat bersin dan batuk, serta membuang dahak pada tempatnya. Proses batuk efektif: tarik nafas dalam melalui hidung dan hembuskan seperti meniup balon sebanyak 3x dan waktu yang ketiga batukkan lalu buang dahak ke tempat yang berisi lysol lalu tutup. Cara memodifikasi lingkungan yang dapat mendukung penyembuhan penyakit TB Paru adalah pencahayaan ruangan yang cukup, ventilasi rumah yang cukup, jendela dibuka agar sinar matahari bisa masuk kedalam rumah, menjemur kasur, bantal minimal 1minggu sekali dijemur, tidak membuang dahak sembarangan tempat, tapi gunakan kaleng yang didalamnya sudah diisi cairan desinfektan seperti lysol, air sabun, bayclean, agar kuman TB Paru dapat mati. Manfaatkan kunjungan ke pelayanan kesehatan adalah untuk memperoleh informasi dan pengobatan, jenis pelayanan kesehatan adalah untuk memperoleh informasi dan pengobatan, jenis pelayanan kesehatan: Puskesmas, bidan praktek, klinik swasta, posyandu, keluarga berkunjung ke pelayanan kesehatan (Puskesmas). |
NO | DIAGNOSA KEPERAWATAN | TUJUAN | INTERVENSI | EVALUASI | ||
UMUM | KHUSUS | KRITERIA | STANDART | |||
3 | Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluargaNy. S khususnya An.O b.d Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah gizi kurang | Setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga selama 2 minggu kunjungan, diharapkan keluarga Ny. S mampu merawat anggota keluarga dengan gizi kurang | a. Setelah dilakukan pertemuan 1x45’, keluarga mampu mengenal masalah dan mampu mengambil keputusan untuk merawat An. O denga gizi kurang dengan menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala, serta akibat gizi kurang b. Setelah diberikan penjelasan 1x45 menit, keluarga mampu merawat An. O dengan gizi kurang dengan cara: Menyebutkan jenis sumber gizi, menunjukkan contoh sumber gizi, menjelaskan contoh menu, gizi seimbang untuk tumbuh kembang anak, dan cara mengolah makanan dengan benar c. Setelah 1x45 menit diberikan penjelasan, keluarga mampu makan memodifikasi lingkungan yang dapat meningkatkan selera makan An.O dengan cara menyebutkan apa yang harus diperhatikan dalam memberi makanan pada anak dengan gizi kurang d. Setelah 1x 45’ kunjungan, keluarga Ny.S mampu mengungkapkan fasilitas kesehatan dengan cara menyebutkan kembali manfaat kunjungan ke fasilitas kesehatan dan dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan dalam merawat An.O yang mengalami gizi kurang | 1.Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, serta penyebab dari gizi kurang 2. Menanyakan kembali tentang pengertian, tanda dan gejala, akibat serta penyebab dari gizi kurang 3.Motivasi keluarga Ny. S agar menyampaikan apakah kondisi anak dengan gizi kurang berbahaya atau tidak 4.Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga dan berikan jawaban yang tepat 1.Menyebutkan jenis sumber gizi 2.Menunjukkan contoh sumber gizi 3.Menjelaskan contoh menu gizi seimbang untuk tumbuh kembang anak 4.Menjelaskan cara mengolah makanan dengan benar 5.Memberikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya 6.Beri reinforcement positif atas usaha keluarga Ny. S 1.Diskusikan dengan keluarga Ny.S cara menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan selera makan. 2.Motivasi keluarga Ny.S untuk mengulangi penjelasan yang diberikan. 3.Observasi lingkungan rumah dan lingkungan yang dapat meningkatkan selera makan pada kunjungan tidak terencana. 4.Diskusikan dengan keluarga Ny.S hal yang positif yang sudah dilakukan. 5.Beri reinforcement positif atas usaha keluarga Ny.S. 1.Diskusikan dengan keluarga Ny.S tentang jenis pelayanan kesehatan yang dapat dipergunakan. 2.Diskusikan bersama keluarga Ny.S tentang manfaat kunjungan ke fasilitas pelayanan kesehatan. 3.Memotivasi keluarga Ny.S untuk membawa An.O ke pelayanan kesehatan. 4.Beri reinforcement positif atas usaha keluarga Ny.S. | Respon verbal dari keluarga Ny. S dengan menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala, serta akibat daro gizi kurang pada An. O Respon verbal dari keluarga Ny. S tentang cara perawatan anak gizi kurang Respon verbal keluarga Ny.S tentang cara menyebutkan apa yang harus diperhatikan dalam memberi makanan pada anak dengan gizi kurang dan respon psikomotor keluarga Ny.S dalam memodifikasi lingkungan untuk meningkatkan selera makan. Respon verbal keluarga Ny.S tentang manfaat dan kunjungan ke fasilitas kesehatan dan memanfaatkan pelayanan kesehatan. | a. Gizi kurang adalah kurangnya energi/ tenaga dan protein dikarenakan sehari-harinya kurangnya pemasukkan makan/ minum yang berisi tenaga dan protein b. Tanda dan gejalanya adalah berat badan kurang dari berat badan yang seharusnya normal. Dan terdapat 2 jenis gizi kurang yang terdiri dari: 1. Marasmus (Kurangnya energi, protein cukup), Cirinya: anaka sangat kurus, wajah sperti orang tua, perut cekung, kulit keriput, jaringan lemak sangat sedikit, cengeng, rewel. 2. Kwasiorkor (Kurangnya protein dan energi yang cukup) Cirinya: seluruh tubuh bengkak terutama di kaki, wajah membuat sembab, rambut kusam, mudah dicabut, dan mata sayu. c. Penyebab dari gizi kurang adalah makanan kurang bergizi dalam waktu lama, anak sering sakit, kebiasaan makan anak yang salah d. Akibat dari gizi kurang adalah badan kurus, tubuh kecil dan pendek, anak musah sakit, perkembangan anak lambat, kulit mudah radang dan luka, hati bengkak. a) Sumber zat gizi pada makanan yaitu: - Sumber tenaga untuk melakukan kegiatan seperti bermain, dll: Nasi, kentang, ubi, roti, tepung-tepungan. - Sumber pembangun tubuh untuk membuat sel-sel baru seperti kulit baru, dll. Susu, ikan, tahu, tempe, hati,dan telur. - Sumber pengatur tubuh untuk keseimbangan vitamin dan mineral: Sayuran berwarna hijau (bayam), sayuran berwarna orange (wortel). b) Contoh makanan sumber zat gizi terdiri dari: 1.Protein - Protein lemak: daging, ikan, telur - Protein Nabati: kedelai, kacang hijau. 2.Lemak Dapat diperoleh dari: Nasi, mie, sereal, singkong. 3.Karbohidrat Susu, mentega, minyak, keju. 4.Vitamin Buah-buahan dan sayur-sayuran c) Menjelaskan contoh menu gizi seimbang untuk tumbuh kembang - Makan Pagi: Roti 1 lembar dengan selai buah, susu full cream, selingan pagi biskuit 2 keping. - Makan Siang: Nasi 100 gram (6 sendok makan), sup ayam, perkedel kentang, air jeruk 100 ml ½ gelas. Selingan sore sari kacang hijau 1 gelas atau puding, buskuit. - Makan Malam: Nasi 100 gram (6 sendok makan), sup jagung 1 mangkuk sedang, rolade ayam, kacang polong 3 buah, buah pepaya 100 gram, sebelum tidur susu full cream 200 ml. d) Cara mengolah makanan dengan benar: Sayuran: dicuci dahulu baru dipotong Buah: Dicuci dahulu baru dimakan. 1.Beri kesempatan An.O untuk belajar makan sendiri. 2.Berikan jenis makanan yang disukai oleh anak. 3.Berikan makanan pada saat masih hangat dengan porsi kecil tapi sering. 4.Diskusikan tentang pentingnya perawatan di rumah. a.Fasilitas kesehatan yang dapat digunakan keluarga Ny.S yaitu posyandu, puskesmas, bidan, atau dokter praktek. b.Manfaat kunjungan ke fasilitas kesehatan yaitu mendapatkan pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan gizi kurang. |
IMPLEMENTASI
Sesuai dari hasil pengkajian tanggal 2 Mei 2011 dan di identifikasi adanya masalah kesehatan yaitu TB Paru pada Tn.I dan penulis merumuskan masalah keperawatan serta menyusun perencanaan bersama keluarga dengan menyepakati waktu untuk melakukan tindakan keperawatan.
Implementasi yang penulis lakukan untuk mengatasi masalah kesehatan TB paru pada Tn.I pada tanggal 10 Mei 2011 jam 09.15 WIB:
1. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang TB paru
Respon: Tn.I mengatakan TB paru adalah penyakit plek.
2. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang TB paru
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
3. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang penyebab TB Paru
Respon: Tn.I mengatakan penyebabnya karena menghisap aroma pentol korek api kayu.
4. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang penyebab TB paru
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
5. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang tanda dan gejala TB Paru
Respon: Tn.I mengatakan tanda dan gejala TB paru adalah sesak nafas dan batuk-batuk.
6. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang tanda dan gejala TB Paru
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
7. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang cara penularan TB Paru
Respon: Tn.I mengatakan cara penularan TB paru yaitu jika kita minum pada gelas yang sama.
8. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang cara penularan TB Paru
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
9. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang cara mengetahui seseorang terkena TB Paru
Respon: Tn.I mengatakan cara mengetahui seseorang terkena TB paru yaitu dengan cara berobat ke Puskesmas.
10. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang cara mengetahui seseorang terkena TB Paru
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
11. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang cara pencegahan agar tidak menular kepada orang lain
Respon: Tn.I mengatakan cara mencegah agar tidak menular kepada orang lain yaitu jangan minum pada gelas yang sama, nanti bisa menular penyakit TB paru.
12. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang cara pencegahan agar tidak menular kepada orang lain
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
13. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang cara mencegah dan mengobati TB Paru
Respon: Tn.I mengatakan cara mencegahnya dengan cara minum jangan pada gelas yang sama dan cara mengobatinya dengan berobat ke Puskesmas.
14. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang cara mencegah dan mengobati TB Paru
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
15. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang obat-obatan TB Paru dan efek sampingnya
Respon:Tn.I mengatakan tidak nafsu makan dan air kencingnya berwarna kuning saat minum obat OAT.
16. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang obat-obatan TB Paru dan efek sampingnya
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
17. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang akibat bila minum obat tidak teratur atau terputus
Respon: Tn.I mengatakan akibat bila tidak minum obat tidak teratur atau terputus yaitu nanti bisa kambuh lagi dan makin parah penyakitnya.
18. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang akibat bila minum obat tidak teratur atau terputus
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
EVALUASI
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, penulis melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan, kriteris waktu, dan standar yang ditetapkan pada perencanaan.
Evaluasi dilakukan pada tanggal 10 Mei 2011, secara subjektif Tn. I mengatakan sudah mengetahui masalah TB paru, dan akan periksa dahak ke Puskesmas. Secara objektif Tn. I dapat menyimak penjelasan yang diberikan dengan penuh perhatian. Tn. I dapat menjelaskan kembali tentang TB paru baik mengenai tanda dan gejala, penyebab, maupun akibat penyakit TB paru, serta Tn. I akan memeriksakan dahak kembali untuk mengetahi apakah Tn. I terkena TB paru lagi atau tidak. Tn. I mengatakan akan membuka jendela kamar setiap pagi dan akan meningkatan penerangan di kamarnya agar matahari dapat masuk kedalam kamar.
Created By: INDAH ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar