Jumat, 05 November 2010

Pesona Kecantikan Batin wanita muslimah (Inner Beauty)


Malu karena Allah adalah perona pipinya…..Penghias rambutnya adalah jilbab yang terulur sampai dadanya…..Zikir yang senantiasa membasahi bibir adalah lipstiknya……Kacamatanya adalah penglihatan yang terhindar dari maksiat……Air wudhu adalah bedaknya untuk cahaya di akherat….Kaki indahnya selalu menghadiri majelis ilmu……Tanganya selalu berbuat baik pada sesama….Pendengaran yang ma’ruf adalah anting muslimah…..Gelangnya adalah tawadhu…..Kalungnya adalah kesucian

kecantikan  bisa membuat wanita menjadi penghuni neraka terbanyak dibandingkan laki-laki.Siapa sih yang tidak ingin disebut cantik? Semua wanita pasti menginginkannya. Berbagai macam cara dilakukan agar bisa terlihat cantik. Bahkan yang sebenernya tidak terlalu cantik, bisa mendadak jadi cantik kalau dia makeover tubuhnya disalon dan berdandan dengan pakaian yang modis. Halah…kayaknya butuh ekstra banyak doku deh kalau mau terus ngikutin hawa nafsu biar tetep di bilang cantik.
“eh…aku dah cantik blum”“
kira-kira…pantes gak ya aku dandan kaya gini”
“pakaian sama dandanan apaan sih yang lagi ngetrend saat ini, mau dunk di makeover kaya majalah itu”
“kira-kira si dia suka gak ya, tampilan cewek modis”
Bla…bla…bla….banyak deh rumpian yang sering kita denger kalo segenk wanita sudah ngomongin masalah penampilan atau kecantikan fisik. Memang cantik fisik itu penting juga, dan tidak bisa dianggap remeh. Tapi, apakah hanya sekedar cantik parasnya, mata yang indah, suara merdu? Tentu saja tidak. Kecantikan luar itu tidak akan bermakna tanpa ada kecantikan yang datang dari dalam. Waduuhh…apa lagi nih? Kecantikan batin atau bahasa kerenya Inner Beauty.

Terkadang kita pernah melihat atau berbicara dengan seseorang yang sebenarnya dari penampilan fisiknya biasa-biasa saja, tapi ada aura yang terpancar dari dirinya yang membuat kita merasa tertarik padanya. Nah! Pesona inilah yang disebut dengan Inner Beauty. Menurut buku yang saya baca ini, Inner Beauty adalah suatu kekuatan yang tidak terlihat memancarkan keindahan, karisma seseorang. Tetapi pengaruhnya dapat dirasakan oleh orang lain yang berada disekitarnya dan juga memiliki ketaqwaan kepada Allah. Wanita yang senantiasa memelihara ketaqwaan akan dapat mengalahkan kecantikan yang hanya dimiliki lahiriah saja.

Ciri wanita bertaqwa adalah mencintai Allah dan Rasulnya. menutup auratnya, melakukan ibadah-ibadah sunnah, berdzikir kepada Allah, bergaul dengan orang-orang shaleh, merasa diawasi oleh Allah, mengendalikan hawa nafsu.
sudah jelas mengenai inner beauty? Sekarang bagaimana caranya supaya memiliki inner beauty tersebut.Seorang muslimah, dapat memancarkan aura keanggunan fisiknya dari kepribadianya sehingga dapat tampil mempesona. Agar aura kecantikan bisa terpancar, maka diperlukan adanya keseimbangan antara kecantikan fisik dan juga kecantikan batinnya.Bagaimana bisa menampilkan inner beauty? Kunci utamanya adalah harus tampil percaya diri atau PeDe, berfikiran positif, dan tidak menyesali keadaan. Mampu mengendalikan stress.dan tetap semangat dalam menghadapi segala cobaan. Manajemen hati juga penting lho! Supaya bisa terhindar dari rasa benci, dengki, iri, mencoba untuk menghargai orang lain, gaya hidup yang sehat serta pola makan yang tepat. wah berat juga yaa…tapi mulai dicoba tidak ada salahnya kan?

CARA MENGASAH INNER BEAUTY :
Pertama, berfikiran positif. Berfikir positif pada diri sendiri dan juga pada orang lain. Muslimah yang berfikiran positif diyakini dapat membuat wajah lebih bersinar karena yang ada di dalam hati dan pikiran terpancar melalui wajah dan mata. Jangan menyesali kekurangan diri, lebih baik berfikir bahwa manusia memiliki kekurangan dan juga kelebihan.

Kedua, rasa Syukur. Rasa syukur juga membuat kita terhindar dari penyakit hati. Bersyukur dengan apa yang telah Allah berikan karena pada dasarnya Allah sudah menciptakan fisik kita sedemikian sempurnanya. Rasa syukur akan membuat batin terasa lebih tentram. Biasakan juga untuk mengulurkan bantuan dengan ikhlas bagi orang yang membutuhkan.

Ketiga, mengasah kemampuan intelektual. Dengan wawasan serta pengetahuan yang luas akan membuat wanita muslimah memiliki nilai tambah tersendiri.

Keempat, hal yang tidak kalah pentingnya adalah SENYUM (^_^). Karena senyum yang tulus dapat meluluhkan ketegangan jiwa dan membuat wajah lebih bersinar. Hiks! Senyumnya asal jangan disalah artikan saja yaa…..

Ciri-ciri wanita muslimah yang memiliki kecantikan inner beauty itu, mereka yang mampu bertoleransi dan berinteraksi dengan sesama, mempunyai rasa sayang terhadap siapapun, dan rendah hati serta kuat iman. Heemmm…kira-kira…sudah ada blum yaa di diri ini ciri-ciri tersebut? Yah kalau kepingin punya ciri-ciri tersebut. Tidak ada salahnya kan mencoba?

Senin, 01 November 2010

MA’RIFATULLAH


PENGERTIAN  MA’RIFATULLAH
·         Secara Bahasa: Ma’rifatullah berasal dari kala ma’rifah dan Allah. Ma’rifah berarti mengetahui, mengenal.
·         Menurut Ibn Al Qayyim : Ma’rifatullah yang dimaksudkan oleh ahlul ma’rifah (orang-orang yang mengenali Allah)  adalah ilmu yang membuat seseorang melakukan apa yang menjadi kewajiban bagi dirinya dan konsekuensi pengenalannya”.
·         Ma’rifatullah tidak dimaknai dengan arti harfiah semata, namun ma’riaftullah dimaknai dengan pengenalan terhadap jalan yang mengantarkan manusia dekat dengan Allah, mengenalkan rintangan dan gangguan yang ada dalam perjalanan mendekatkan diri kepada Allah.
·         Mengenal Allah bukan melalui zat Allah tetapi mengenal-Nya lewat tanda-tanda kebesaranNya (ayat-ayatNya).
HAL-HAL  YANG  MENGHALANGI  MA’RIFATULLAH
1. Kesombongan (QS 7:146; 25:21).
2. Dzalim (QS 4:153) .
3. Bersandar pada panca indera (QS 2:55) .
4. Dusta (QS 7:176) .
5. Membatalkan janji dengan Allah (QS 2:2&-27) .
6. Berbuat kerusakan/Fasad .
7. Lalai (QS 21:1-3) .
8. Banyak berbuat maksiat .
9. Ragu-ragu (QS 6:109-110)

CIRI-CIRI ORANG YANG SUDAH MA’RIFATULLAH/MENGENAL ALLAH
Seseorang dianggap ma’rifatullah  (mengenal Allah) jika  ia telah mengenali:
1.      asma’ (nama) Allah
2.      sifat Allah dan
3.      af’al (perbuatan) Allah, yang terlihat dalam ciptaan dan tersebar dalam kehidupan alam ini.  
Kemudian dengan bekal pengetahuan  itu, ia menunjukkan :
1.      sikap shidq (benar) dalam ber -mu’amalah (bekerja) dengan Allah,
2.      ikhlas dalam niatan dan tujuan hidup yakni hanya karena Allah,
3.      pembersihan diri dari akhlak-akhlak tercela dan kotoran-kotoran jiwa yang membuatnya bertentangan dengan kehendak Allah SWT
4.      sabar/menerima pemberlakuan hukum/aturan Allah atas dirinya
5.      berda’wah/ mengajak orang lain mengikuti kebenaran agamanya
6.      membersihkan da’wahnya itu dari pengaruh perasaan, logika dan subyektifitas siapapun. Ia hanya menyerukan ajaran agama seperti yang pernah diajarkan Rasulullah SAW.
URGENSI/PENTINGNYA MA’RIFATULLAH
a.      Ma’rifatullah adalah puncak kesadaran yang akan menentukan perjalanan hidup manusia selanjutnya. Karena ma’rifatullah akan menjelaskan tujuan hidup manusia yang sesungguhnya. Ketiadaan ma’rifatullah membuat banyak orang hidup tanpa tujuan yang jelas, bahkan menjalani hidupnya sebagaimana makhluk hidup lain (binatang ternak). QS.47:12
b.      Ma’rifatullah adalah asas (landasan) perjalanan ruhiyyah (spiritual) manusia secara keseluruhan. Seorang yang mengenali Allah akan merasakan kehidupan yang lapang. Ia hidup dalam rentangan panjang antara bersyukur dan bersabar.
Sabda Nabi : Amat mengherankan urusan seorang mukmin itu, dan tidak terdapat pada siapapun selain mukmin, jika ditimpa musibah ia bersabar, dan jika diberi karunia ia bersyukur”  (HR.Muslim)
Orang yang mengenali Allah akan selalu berusaha dan bekerja untuk mendapatkan ridha Allah, tidak untuk memuaskan nafsu dan keinginan syahwatnya.
c.      Dari Ma’rifatullah inilah manusia terdorong untuk mengenali para nabi dan rasul, untuk mempelajari cara terbaik mendekatkan diri kepada Allah. Karena para Nabi dan Rasul-lah orang-orang yang diakui sangat mengenal dan dekat dengan Allah.
d.      Dari Ma’rifatullah ini manusia akan mengenali kehidupan di luar alam materi, seperti Malaikat, jin dan ruh.
e.      Dari Ma’rifatullah inilah manusia mengetahui perjalanan hidupnya, dan bahkan akhir dari kehidupan ini menuju kepada kehidupan Barzahiyyah (alam kubur) dan kehidupan  akherat.
SARANA MA’RIFATULLAH
Sarana yang mengantarkan seseorang pada ma’rifatullah adalah :
a.     Akal sehat
Akal sehat yang merenungkan ciptaan Allah. Banyak sekali ayat-ayat Al Qur’an yang menjelaskan pengaruh perenungan makhluk (ciptaan) terhadap pengenalan al Khaliq (pencipta) seperti firman Allah : Katakanlah “ Perhatikanlah apa yang ada di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman. QS 10:101, atau QS 3: 190-191
Sabda Nabi : “Berfikirlah tentang ciptaan Allah dan janganlah kamu berfikir tentang Allah, karena kamu tidak akan mampu” HR. Abu Nu’aim

b.     Para Rasul
Para Rasul yang membawa kitab-kitab yang berisi penjelasan sejelas-jelasnya tentang ma’rifatullah dan konsekuensi-konsekuensinya. Mereka inilah yang diakui sebagai orang yang paling mengenali Allah. Firman Allah :
“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan ) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan..”  QS. 57:25
c.      Asma dan Sifat Allah
Mengenali asma (nama) dan sifat Allah disertai dengan  perenungan makna dan pengaruhnya bagi kehidupan ini menjadi sarana untuk mengenali Allah. Cara inilah yang telah Allah gunakan untuk memperkenalkan diri kepada makhluk-Nya. Dengan asma dan sifat ini terbuka jendela bagi manusia untuk mengenali Allah lebih dekat lagi. Asma dan sifat Allah akan menggerakkan dan membuka hati manusia untuk menyaksikan dengan seksama pancaran cahaya Allah. Firman Allah :
“Katakanlah : Serulah Allah atau serulah Ar Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asma’ al husna  (nama-nama yang terbaik) QS. 17:110
Asma’ al husna inilah yang Allah perintahkan pada kita untuk menggunakannya dalam berdoa. Firman Allah :
“ Hanya milik Allah asma al husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asma al husna itu…” QS. 7:180.

BUAH HASIL DARI MENGENAL ALLAH SWT

1. Manfaat Di Dunia

a. Al-Hurriyah (Kebebasan) dan al-Amn (Keamanan)
Kebebasan bagi orang yang mengenal Allah Swt. didapatnya dengan bebasnya diri hamba
tersebut dari keterikatan dan ketundukan kepada selain Allah Swt. Dengan mengenal Allah
Swt. sebagai Pemberi Rezeki contohnya, dapat menjadikannya bebas dari sifat-sifat rendah
seperti tamak, keinginan memiliki yang bukan miliknya atau bebas dari keterjajahan dari
negara penghutang misalnya. Mereka pun merasa aman karena mengetahui bahwa Allah
Swt. adalah Pengatur segala sesuatu yang tidak akan terjadi sesuatu pun melainkan dengan
Kehendak Nya semata, sementara mereka merasakan jaminan perlindungan Nya
disebabkan keimanan mereka. Allah Swt. berfirman:
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan
kelaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka
itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q. S. Al An’aam (6) : 82)

b. Ath-Thuma’niinah (Ketenangan)
Ketenangan ini merupakan anugerah Allah Swt. yang diberikan kepada siapa saja yang
dikehendaki Nya dari hamba-hamba Nya yang senantiasa berdzikir kepada Nya, di mana
hal ini tidak mungkin terjadi jika seorang hamba tidak mengenal Nya. Allah Swt.
berfirman:
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.”
(Q. S. Ar Ra’d (13) : 28)

c. Al-Baraakaat (Keberkahan)
Allah Swt. menjanjikan keberkahan ini bagi negeri-negeri yang penduduknya beriman dan
bertakwa dalam firman Nya:

“Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”
 (Q. S. Al A’raaf (7) : 96)


d. Al-Hayah ath-Thayyibah (Kehidupan yang Baik)
Allah Swt. berfirman:
“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang
lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Q. S. An Nahl (16 : 97)

Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas bin Malik ra., dia berkata bahwa RasuluLlah saw.
bersabda:
 “Allah tidak menzhalimi suatu kebaikan bagi seorang mukmin. Kebaikan
itu diberikan kepadanya di dunia dan diberikan pula pahalanya di akhirat. Adapun
orang kafir, maka diberi makan di dunia karena aneka kebaikannya, sehingga
apabila dia telah tiba di akhirat, maka tiada satu kebaikan pun yang membuahkan
pahala.” (H. R. Muslim)



2. Manfaat Di Akhirat

a. Al-Jannah (Surga)
Selain manfaat di dunia, Allah Swt. juga menjanjikan tempat kembali yang baik bagi
orang-orang yang mengenal Nya sesuai yang dikehendaki Nya, serta beramal dengan
ilmunya dengan beribadah kepada Nya sesuai yang dikehendaki Nya dan disukai Nya.
Janji Allah Swt. ini termaktub dalam ayat:

“Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang
dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam). Bagi orang-orang yang berbuat baik,
ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi
debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di
dalamnya.” (Q. S. Yunus (10) : 25 – 26)
                                              

b. MardhatiLlah (Keridhaan Allah Swt.)
Allah Swt. berfirman tentang janji keridhaan Nya ini dalam ayat:

“Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga Adn yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap
mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi
orang yang takut kepada Tuhannya.” (Q. S. Al Bayyinah (98) : 8)


Kesuksesan Berawal Dari Sebuah Mimpi

Kesuksesan berawal dari sebuah mimpi (dream), mimpi untuk menjadi sukses. Bagaimana mungkin seorang bisa sukses, bila bermimpi sukses saja tidak pernah ia cita-citakan. Mimpi yang tinggi akan melahirkan semangat kerja yang tinggi. Sebagian besar orang besar senang bermimpi, lalu bersungguh-sungguh untuk mewujudkan mimpinya tersebut.
Mimpi yang saya maksud disini bukanlah bunga tidur atau mimpi di siang bolong. Mimpi yang saya maksudkan adalah sebuah himmah atau cita-cita yang tinggi menggantung di atas Arsy. Mimpi yang bisa menembus benteng kokoh, menerjang karang, menyibak badai. Bukan mimpi yang sekedar angan dan khayalan.
Memang, tidak semua pemimpi menjadi orang besar dan sukses, tapi setiap orang besar dan sukses di dunia ini adalah seorang pemimpi. Yusuf ‘alaihis salam menjadi pemimpin di negeri Mesir karena beliau seorang pemimpi dan ahli dalam menerjemahkan mimpi. Beliau menjadi pemimpi bahkan sejak kanak-kanak, “(Ingatlah) ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, “Wahai ayahku! Sungguh, aku (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku.” (Al Qur’an Surat Yusuf ayat 4).
Para ahli sejarah memahami, untuk membangun sebuah peradaban dibutuhkan beberapa generasi untuk mewujudkannya, Tetapi Nabi Muhammad SAW mampu membangun sebuah peradaban dan generasi unggul hanya dalam waktu kurang dari seperempat abad. Takdir kejayaan itu berlaku karena beliau sedari awal telah memiliki alhimmah atau obsesi yang kuat untuk menjadi sukses.
Kadang seorang pemimpi harus siap untuk menghadapi tembok tinggi berupa hinaan dan cemoohan dari orang lain, bahkan orang-orang dekat yang kita harapkan dukungan darinya juga turut melemahkan dan merendahkan kita. Namun, anggaplah itu semua sebagai cemeti yang akan membuat kita lari semakin kencang untuk mencapai kesuksesan. Dan dikemudian hari orang akan tercengang dengan keberhasilan kita mencapai mimpi padahal awalnya mereka menganggap mimpi kita hanya sebuah khayalan orang malas dan bodoh. Sebuah pepatah mengatakan, “Impian kemarin adalah kenyataan hari ini, dan impian hari ini adalah kenyataan di hari esok.”
Yakinlah ketika seseorang memiliki impian dan cita-cita, maka sesungguhnya orang itu telah melangkah dan mendekat kepada apa yang dia impikan, dan pasti! orang itu akan diberikan kewenangan dan kepantasan oleh Allah untuk mendapatkan apa yang ia cita-citakan. Bukankah Allah mengikuti persangkaan hamba-Nya?
Menjadi apa Anda dua, tiga, lima tahun kedepan? Itu tergantung mimpi Anda sekarang!

Kendalikan Emosi !

Seorang muslim tidak melakukan kesalahan yang sama lebih dari dua kali. Terdapat jenis kesalahan yang terus berulang karena kita tidak dapat mengendalikan emosi. Maka, strategi berikutnya agar tidak melakukan kesalahan yang sama lebih dari dua kali adalah kendalikan emosi agar kita tidak tergoda melakukannya lagi.

Contoh yang mudah berkenaan dengan ini adalah amarah. Amarah bukan sifat yang haram ada dalam diri seorang muslim, tetapi amarah adalah sifat yang mesti ditempatkan secara hati-hati. Marah terhadap ketidakadilan, marah kepada pelaku kejahatan, marah dalam peperangan, merupakan contoh dari penempatan yang tepat. Energi kemarahan ditumpahkan dalam wadah kejadian yang tepat.

Amarah apabila ditempatkan secara keliru akan melahirkan banyak mudhorot. Amarah yang berlebihan juga banyak melahirkan jenis kesalahan yang akan kita sesali. Belum lama, ada kejadian seorang bapak yang tak sengaja mencelakai anaknya sendiri. Lelah sepulang kantor, stres karena mengalami kemacetan, masalah pekerjaan dan rizki yang tak lancer, membuatnya kehilangan kesabaran saat si anak menyambutnya di depan pintu rumahnya dengan permintaan uang untuk membeli sesuatu yang sangat tidak penting. Sang ayah terpancing, tak mampu mengendalikan dirinya. Sontak dipukullah anaknya dengan penuh amarah tepat di kepalanya. Anaknya langsung pingsan dan mengalami masalah serius di rumah sakit.

"Hai orang-orang mukmin, Sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu. Maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka, dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka), maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS At - Taghaabun : 14 )

Ayat diatas menekankan kepada kaum muslimin agar bersabar dalam menghadapi keluarga. Sebagian besar kecelakaan lalu lintas terjadi gara-gara orang tidak pandai mengendalikan emosi. Yusuf Qhardawi pernah menulis bahwa syetan paling banyak beroperasi di jalan raya. Terkadang amarah kita sudah tersulut hanya gara-gara sepele, misalnya kendaraan kita disalip, tersinggung karena kendaraan belakang banyak mengklakson, dsb. Kendalikan emosi, maka akan banyak kesalahan yang takkan terulang lagi. Bersabar adalah kualitas yang harus ada dalam diri seorang muslim. Allah jelas memerintahkan ini dalam firmanNya :

"dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka Sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri." (QS Ath-Thuur : 48)

"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung." (QS Ali-Imran : 200)


Catatlah dampak negatifnya sebanyak mungkin, sehingga kita takut akan terulang.

Nah, pertanyaanya, mengapa suatu perbuatan atau amalan bisa dikerjakan berulang kali? Salah satu sebabnya adalah karena di dalam perbuatan itu terkandung manfaat yang banyak dan besar. Semakin banyak dan besar manfaat yang dilahirkan dari satu perbuatan, maka akan semakin besar dorongan untuk mengulangi lagi perbuatan tersebut.

Demikian pula dengan kesalahan, suatu perbuatan yang keliru dan amalan yang buruk, dihindari karena didalam perbuatan tersebut terkandung keburukan yang merugikan. Maka, salah satu strategi agar seorang muslim tidak melakukan kesalahan yang sama lebih dari dua kali adalah mencatat dampak negatif dari sebuah kesalahan sebanyak mungkin, sehingga kita akan takut mengulanginya lagi.

Mari kita sambung ilustrasi di atas, mengenai seorang bapak yang lepas kendali sehingga memukul anaknya sendiri. Dirumah sakit sang bapak dengan penuh penyesalan, mengkalkulasi efek buruk dari perbuatan kelirunya. Pertama, nasib sang anak. Ia mengalami gegar otak. Nyawanya terancam, kemampuan pikirannya juga terancam. Beruntung kalau dia bisa pulih seperti sedia kali. Belum lagi efek negatif psikologisnya, si anak bisa sakit hati keapada sang ayah. Dalam banyak kasus kekerasan seperti ini lebih sering melahirkan kenakalan baru ketimbang menciptakan seorang anak yang patuh. Belum lagi kerugian materil, dsb. Dengan mencatat sebanyak-banyaknya akibat buruk dari satu kekeliruan, maka kita akan memiliki motivasi yang kuat untuk menghindari berulangnya kesalahan tersebut.

Belajar Dari Sebuah Jam

TERJADI dialog antara pembuat jam dengan jam yang sedang dibuatnya. Pembuat jam berkata, “Hai jam, apakah kamu sanggup untuk berdetak sebanyak 31.536.000 (Tiga puluh satu juta lima ratus tiga puluh enam ribu) kali dalam setahun?”, jam itu tersentak, “Enggak mungkinlah saya berdetak sebanyak itu!?”
“Baiklah, bagaimana kalau 86.400 (delapan puluh enam ribu empat ratus) kali dalam sehari?” tawar pembuat jam.
“Delapan puluh enam ribu empat ratus kali? Dengan jarum yang kecil-kecil begini?” jawab jam penuh keraguan.
“Kalau begitu cukup berdetak 3.600 (tiga ribu enam ratus) kali dalam satu jam, pasti kamu sanggup!” pinta si pembuat jam lagi.
“Sepertinya saya masih belum sanggup berdetak sebanyak itu dalam sejam.” Jam masih saja bimbang dengan kemampuannya.
Akhirnya si pembuat jam berkata, “Sudahlah, sanggupkah kamu berdetak satu kali saja setiap detik?” Jam itu sontak menjawab, “Naah, kalau cuma sekali sedetik sih aku sanggup, kapan aku mulai bekerja?”. “Sekarang!”, seru pembuat jam.
Setelah selesai dibuat, jam itu pun berdetak satu kali setiap detik. Lalu berdetak terus sampai 3.600 kali dalan satu jam. Berlanjut lagi sampai 86.400 kali dalam sehari. Dan tanpa terasa jam itu telah berdetak 31.536.000 kali dalam setahun.
Hikmah dan Pelajaran
Belajar dari jam, kadangkala kita ragu terhadap tugas dan pekerjaan yang kita anggap terlalu berat untuk dilakukan, padahal kita belum mencobanya. Karena itu jangan pernah berkata ‘tidak bisa’ terhadap setiap pekerjaan yang kita anggap berat dan sulit. Sebenarnya kita hanya butuh keberanian untuk mencoba, selanjutnya semua berjalan dan mengalir seperti air.
Banyak gagasan dan pekerjaan besar yang terasa berat untuk dimulai. Maka cobalah memulai dari hal yang kecil dan ringan. Kemudian mulailah membangun sistem dan mekanisme kerja yang baik agar segala sesuatunya berjalan dengan maksimal dan agar keberhasilan itu juga berguna bagi orang-orang di sekitar kita.
Bagaimana caranya untuk memulai? Ya sudah, mulai saja. Bahasa kerennya, start action!