Terkadang si Amat, sebut saja begitu, mau mengerjakan apa saja malesnya bukan main, mau olah raga males, takut keringetan nanti bau! Mau kemping males, nanti kesasar di jalan. Mau belajar kursus apa gitu, juga males. Habis waktunya malem sih, sudah lelah duluan habis kerja seharian.
Mau ngaji juga males, baru berapa ayat sudah jatuh terlelap di bangku! Mau nulis di internet, sekedar berbagi kepada kawan-kawan di dunia maya, juga males. “Ngapain nulis, di blog, sudah banyak yang nulis, bahkan semua yang ngeblog, biasanya yang nulis, lalu siapa yang baca?” Begitu pikir si Amat, jadi dianya tambah males nulis.
Begitu juga dengan si Amit, mahasiswa yang lagi males-malesnya, padahal baru saja tingkat pertama, eh penyakit malesnya kambuh! Penyakit males sejak SMA dulu, maunya hura-hura terus! Mau kerja apa saja males, apa lagi belajar atau membaca buku, susahnya minta ampun!
Si Amat baru giat bila buka computer.... Untuk main game! Coba waktu itu di sudah SMA, sudah menjelang ujian SMA,yang dibaca di internet bukan materi yang berhubungan dengan pelajaran, yang di baca email dan chatingan dengan teman-temannya di dunia maya.
Nah penyakit itu masih di bawa samapai dia kuliah, padahal kuliah itu bukan lagi seperti anak-anak ketika di SMP atau di SMA yang masih “disuapin” terus oleh gurunya, Mahasiswa itu harus mandiri dan belajar sendiri mencari materi-materi yang berhubungan dengan mata kuliah yang sedang diambilnya, bukan malahan main game atau bersantai-santai dan baru belajar ketika masuk semesteran mau ujian, maka lahirlah apa yang diesbut SKS ( Sistem Kebut Semalam!) Kalau begitu caranya, ya apa bedanya ketika si Amit di SMA dulu, tak ada perubahan! Si Amit tetap males-malesan belajarnya, males-malesan kuliahnya.
Lain lagi dengan Dewi, kita sebut saja begitu, Mahasiswi tingkat dua pada sebuah fakultas yang beken di Ibu Kota, juga punya penyakit yang sama, seperti si Amat dan si Amit, penyakit males. Iya males ngapain-nggapain, Dewi males baca diktat, males ke perpustakaan , males kuliah, sebel ngeliatin dosennya yang itu-itu juga, malas membantu orang tua, apa lagi membantu ibu di rumah memasak,” wah mau muntah mencium bumbu-bumbunya,” katanya bersemangat. Diskusi dengan teman-teman di kampus, dia juga tak mau, “males” katanya!
Dan mungkin banyak sekali orang yang dhinggapi rasa males tersebut, kebanyakan manusia memang inginnya,ya berleha-leha, ingin santai, ingin rilex dan inginya “tidur-tiduran” saja atau ingin duduk di kursi malas, sambil minum kopi tubruk membaca koran di beranda rumah. Wah pokonya yang enek-enak saja, sementara hidup itu tidak seenak yang dibayangkan.
Banyak sekali masalah yang timbul dalam hidup dan kehidupan ini yang mesti diselsaikan. Dan itu bukan hanya menimpa atau mengena orang-orang yang memang berkerja sebagai pimpinan, baik pimpinan tingkat paling rendah dipemerintahan, seperti kepela Desa atau Lurah samapai ke tingkat paling tinggi di pemerintahan yaitu seorang Presiden!
Dan persolan juga bukan hanya menimpa orang-orang miskin yang untuk mencari”sesuap dua suap nasi” Saja susahnya bukan main.
Begitu juga orang-orang yang sedang mencari pekerjaan alias pengangguran, sudah mencoba mencari ke sana ke mari, ngelemar kerjaan ke berbagai perusahaan, mengirim lamaran pekerjaan berbagai perusahaan, bukan hanaya satu dua lamaran pekerjaan, bukan hanya sepuluh dua puluh lamaran pekerjaan, tapi ratusan bahakan mungkin ribuan lembar surat lamaran pekerjaan yang sudah dikirimkan, satupun tak ada jawaban! Jika adapun, hanya pemberitahuan” MAAF, TAK ADA LOWONGAN PEKERJAAN “
Iya, mencari pekerjaan bagitu sulitnya di tengah-tengah krisis ekonomi yang berkepanjangan sekarang ini. Dan seandainyapun diterima pekerjaan, itu hanya menjadi pegawai kontrakan yang hanya enam bulan saja, itupun masih harus “ memberi sesuatu” pada pihak ke tiga sebagai perantara, sebuah yayasan yang menjadi perantara pekerja dengan perusahaan!
Aneh, ngelamar pekerjaanpun harus pakai perantara, padahal pihak pencari kerja bisa dating sendiri ke perusahaan yang dituju, namun entah peraturan dari mana, sekarang ini sebuah perusahaan baru mau menerima pekerja via sebuah yayasan, ada apa ini? Sesuatu yang semula mudah, sekarang ditambah lagi dengan jalur birokrasi melalui sebuah yayasan penyalur tenaga kerja! Sehingga sang pencari kerjapun akhirnya di buat males dengan system yang ada!
Ya pengangguran menjadi tambah banyak dengan system sekarang ini dan pekerjapun seperti sapi perah yang tak punya hak bersuara! Mereka hanya bekerja, bekerja dan bekerja, padahal nasib mereka seperti berada di ujung tanduk, karena kapanpun sang majikan, dalam hal ini penguasa, memecatnya, sang pekerja hanya bisa gigit jari, tak bis menuntut ke mana-mana. Dan kaluapun di tuntut sang majikannya, bisa jadi pihak pengusaha yang akan menang di”meja hijau”.
Bagitu juga yang sudah bekerja dan banyak orang yang sudah bekerja menjadi tambah males, padahal sebelum bekerja atau ketika sedang mencari pekerjaan begitu bersemangat dan mengapa setelah bekerja, apa lagi setelah bekerja di tempat yang sama dalam hitungan tahunan, penyakit males menjadi bertambah-tambah, makanya adalah istilah” sindrom Monday” Situasi yang membuat males, ketemu hari Senin, karena Senin adalah hari pertama bekerja atau hari pertama kuliah atau sekolah.
Lalu bagaimana mengatasinya?
Bagaimana mencari solusi dari penyakit males tersebut?
Saya kemukan cara-cara berikut ini, semoga bermanfaat:
1. Allahumma Paksain
Ini kedengerannya seperti main-main, lucu! Kok berdoa seperti?
Ya Allah ... paksakan! Ya itulah doa yang tak ada dalam Al Qur’an atau hadist, tapi bisa mujarab! Kok bisa? Mari kita coba, ketika anda bangun tidur, apa lagi lagi dingin-dinginnya musim dingin di Rusia, wah bisa-bisa alasan untuk tidak sholat subuh bertambah-tambah. Dalam slimut tebal dan dengan penghangat ruangan,karena di luar suhu mencapai minus 25⁰ Ceclius !
Bisa anda bayangkan betapa mengigilnya bila di luar dan di dalam kamar selimut tebal menghangatkan badan, adazan subuh tak terdengar, memang tak ada adzan jauh dari Masjid, maka bertmabah alasan untuk tidak bangun sholat subuh!
Lalu bagaimana caranya? Ya itu tadi, “ Allahumma paksain!” Singkirkan selimut, jika perlu lompat dari tempat tidur, bangun ! Paksakana untuk bangun dan minta pertolongan pada Allah agar dibangunkan! Mengapa untuk sholat subuh bangun saja susah?
Lalu bagaimana caranya? Ya itu tadi, “ Allahumma paksain!” Singkirkan selimut, jika perlu lompat dari tempat tidur, bangun ! Paksakana untuk bangun dan minta pertolongan pada Allah agar dibangunkan! Mengapa untuk sholat subuh bangun saja susah?
Karena sholat subuh disaksikan malaikat dan ada pengiring sholat subuh, yaitu sholat fajar dua rokaat, atau sholat qobliyah subuh, sholat yang satu ini tak pernah ditinggalkan rosulullah, karena menurut beliau ganjarannya melebihi luasnya langit dan bumi, karena sangat besarnya pahala yang diberikan, maka tantangnyapun berat! Yitu tadi, susah sekali bangunnya, perlu pemaksaan diri untuk bangun!
2. Bersyukur banyak pekerjaan
“Apa-apain sih, banyak pekerjaan kok di suruh bersyukur? Mungkin ada yang berpendapat itu. “Orang sudah lelah dengan berbagai macam pekerjaan, eh malah di suruh bersyukur, ada-ada saja!” Mungkin ada juga yang komentar demikian.
“Males ah... orang lagi pusing mikirin banyak kerjaan, eh pakai disuruh bersyukur lagi, macem-macem saja!” Mungkin B protes begitu.
“Au ah. Capek-capek nih kerjaan numpuk!” si C ngamuk-ngamuk, karena di mejanya kerjaan bertumpuk-tumpuk!
“Sana nyingkir jauhan, gue lagi sibuk nih, pekerjaan gue banyak banget!” Kata si D ketika temanya mendekati mau diajak jalan-jalan.
Wah pakoknya anda bisa menemukan kalimat itu sebanyak-banyaknya, baik yang bekerja di kantor-kantor pemerintah, BUMN atau BUMS, juga yang bekerja disektor-sektor lainnya. Banyak sekali yang mungkin saja putus asa karena diserbu oleh pekerjaan yang sedemikian banyaknya. Lalu bagaimana menghapainya, solusinya? Ya bersyukur!
Kenapa haru bersyukur dengan pekerjaan yang banyak atau bertumpuk-tumpuk? Alasanya:
a. Alhamdulillah, anda masih punya kerjaan, coba lihat di luar sana, berapa banyak orang yang menganggur, bukan ribuan orang tapi jutaan orang anggur di Indonesia! Bayangkan... betapa banyak orang yang menganggur dan anda sekarang sedang bekerja, apa bukan kebahagiaan namanya? Apa bukan nikmat Tuhan namanya? Maka sukurilah ketika anda banyak pekerjaan.
b. Alhamdulillah, dengan banyak pekerjaan pahala anda akan semakin bertambah, karena pekerjaan adalah ibadah. Apa lagi kalau yang bekerja adalah bapak-bapak. Sebagai kepala keluarga seorang bapak adalah wajib mencari nafka untuk anak istrinya, seorang bapak wajib bekerja untuk keluarganya. Bukankah pengertian hukum wajib adalah fikih berarti sesuatu yang apa bila dikerjakan mendapat pahala dan kalau ditinggalkan malah berdosa! Jadi otomatis bila anda bekerja, apa lagi pekerjaannya banyak ya pahalanya juga bertumpuk-tumpuk!
c. Alhamdulillah,anda berkerja, karena bekerja juga adalah ibadah, bekerja adalah rasa sukur yang nampak dalam kehidupan sehari-hari. Allah SWT dan para malaikatnya menjadi saksi ketika anda bekerja karena Allah, lillahi ta’ala! Bekerja adalah ibadah, dengan motovasi tersebut semoga anda semakin giat bekerja !
3. Bahagialah
Apapun yang anda kerjakan bahagialah, sukurilah. Karena dengan bekerja selaian mendapat hasil berupa uang, kerjaan juga menghasil sesuatu diluar materi! Orang yang mempunyai pekerjaan akan bahagia, dia sudah bisa mengaktualisasikan dirinya dihadapan manusia lain.
Orang bekerja akan bahagia, energy, akal, pikiran ,perasaannya ikut bersatu padu membentuk sebuah keharmonisan karya Illahi yang ada pada dirinya.
Orang yang berkerja yakin akan kebahagiaan hidup yang telah dijanjikan olehNya, apa lagi bekerja pada tempat yang halal. Coba anda bayangkan selain anda mendapat materi, anda juga mendapat kebahagiaan dan mendapat pahala dariNya? Coba apa yang kurang?
Nah berhentilah mengeluh banyak pekerjaan, berhentilah mengeluh mendapat pekerjaan yang menumpuk, berhentilah mengeluh “disuguhi” atasan pekerjaan semeja! Sambutlah dengan senyuman, katakanlah“ Alhamdulillah rezeki datang lagi!” Sambutlah dengan kebahagiaan, katakanlah”Alhamdulillah pahala datang lagi!” Ayo senyum... tuh lihat pekerjaan datang lagi, Alhamdulillah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar