A. PENGERTIAN
Menopause adalah berhentinya secara fisiologis siklus menstruasi yang berkaitan dengan tingkat lanjut usia perempuan. Seorang wanita yang mengalami menopause alamiah sama sekali tidak dapat mengetahui apakah saat menstruasi tertentu benar-benar merupakan menstruasinya yang terakhir sampai satu tahun berlalu. Menopause kadang-kadang disebut sebagai perubahan kehidupan. Kondisi ini juga ditemukan di beberapa spesies lain yang mengalami siklus seperti itu, seperti misalnya monyet rhesus dan sejumlah cetacean.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Menopause)
B. TANDA DAN GEJALA
Beberapa tanda dan gejala menopause antara lain:
• Perdarahan
Perdarahan disini adalah perdarahan yang keluar dari vagina. Tidak seperti menstruasi yang datangnya teratur, perdarahan yang terjadi pada wanita menopause tidak teratur. Gejala ini terutama muncul pada saat permulaan menopause. Perdarahan akan muncul beberapa kali dalam rentang beberapa bulan untuk kemudian berhenti sama sekali. Karena munculnya pada masa awal menopause, gejala ini sering disebut gejala peralihan.
• Rasa panas dan keringat malam
Rasa panas sering dialami wanita yang memasuki masa menopause. Perasaan ini sering dirasakan mulai dari wajah menyebar ke seluruh tubuh. Rasa panas ini sering disertai dengan warna kemerahan pada kulit dan berkeringat. Perasaan ini sering terjadi selama 30 detik sampai dengan beberapa menit. Meskipun penjelasan tentang fenomena ini belum diketahui dengan pasti namun diduga terjadi akibat dari fluktuasi hormon estrogen. Seperti diketahui, pada saat menopause, kadar hormon estrogen dalam darah akan anjlok secara tajam sehingga berpengaruh terhadap beberapa fungsi tubuh yang dikendalikan oleh hormon ini.
Sampai saat ini belum ditemukan metode untuk memperkirakan pada usia berapa penomena ini akan muncul dan kapan akan berakhir. Rasa panas ini bahkan sudah terjadi sebelum seorang wanita memasuki masa menopause. Gejala ini akan menghilang dalam 5 tahun pada sekitar 80% wanita, sisanya akan terus mengalaminya sampai dengan 10 tahun.
Disamping rasa panas dan kemerahan, penderitaan wanita yang sedang menopause juga ditambah dengan keringatan di malam hari. Gejala ini tentu akan menganggu tidur yang menyebabkan wanita yang mengalaminya akan selalu kurang tidur.
• Gejala pada vagina
Gejala pada vagina muncul akibat dari perubahan yang terjadi pada lapisan dinding vagina. Vagina menjadi kering dan kurang elastis akibat dari penurunan kadar estrogen. Selain itu muncul pula rasa gatal pada vagina dan yang lebih parah adalah rasa sakit saat berhubungan seksual. Perubahan pada vagina ini juga mengakibatkan wanita menopause rentan terhadap infeksi vagina.
• Gejala perkemihan
Perubahan yang terjadi pada lapisan vagina juga terjadi pada saluran urethra. Urethra adalah saluran yang menyalurkan air seni dari kandung kemih ke luar tubuh. Saluran urethra juga akan mengering, menipis dan berkurang keelastisannya akibat dari penurunan kadar estrogen. Perubahan ini akan menyebabkan wanita menopause rentan terkena infeksi saluran kencing, selalu ingin kencing dan ngompol.
• Gejala emosional dan kognitif
Wanita yang akan memasuki masa menopause sering mengalami gejala emosional dan kognitif yang bervariasi. Gejala ini antara lain, kelelahan mental, masalah daya ingat, lekas marah, dan perubahan mood yang berlangsung cepat. Sangat sulit untuk mengetahui gejala yang manakah yang dipengaruhi oleh perubahan hormon. Perubahan emosional ini terkadang tidak disadari oleh wanita yang sedang menopause sehingga perlu pendekatan khusus untuk masalah ini. Pendekatan ini untuk meyakinkan wanita tersebut atas apa yang sedang diderita. Keringat dingin yang muncul juga memberi kesan kelelahan fisik akibat dari kurang tidur.
• Perubahan fisik yang lain
Perubahan fisik lainnya antara lain perubahan distribusi lemak tubuh yang mana pada wanita menopause lemak akan menumpuk pada pinggul dan perut. Perubahan tekstur kulit, kerutan kulit, dan terkadang disertai dengan jerawat.
(http://www.blogdokter.net/2008/03/10/tanda-dan-gejala-menopause)
Tanda dan gejala yang menyertai menopause:
1. Rasa panas di muka (tiba-tiba panas dan berkeringat).
2. Sakit kepala, pelupa, lekas marah.
3. Perasaan cemas gelisah.
4. Jantung berdebar-debar.
5. Gangguan tidur, mudah tersinggung, cepat lelah.
6. Tulang-tulang sakit, nyeri sendi, nyeri tulang belakang.
7. Kesemutan ditangan dan kaki.
8. Kulit mulai keriput, rambut mulai rontok.
9. Produksi cairan vagina berkurang sehingga sakit saat senggama.
10. Libido seks terganggu, konsentrasi terganggu.
11. Kurang percaya diri.
12. Kadar kolesterol meningkat dalam darah.
(http://askep-benny.blogspot.com/2010/02/seks-pada-wanita-menopause.html)
C. HUBUNGAN SEKSUAL PADA WANITA MENOPAUSE
Pada saat-saat mendekati masa menopause, tingkat estrogen (hormon seks penting wanita) mulai mengalami penurunan. Penurunan kadar estrogen ini dapat membawa sejumlah dampak, seperti lapisan vagina menjadi tipis dan perlendiran pun sedikit sehingga ketika berhubungan intim wanita mengalami rasa nyeri. Itulah yang menyebabkan pasangan tidak bisa mendapatkan orgasme.
Pada saat menopause, wanita mengalami kondisi di mana hormon seksual (terutama estrogen dan progesteron) yang sebelumnya diproduksi menjadi tidak diproduksi lagi. Konsekuensi dari tidak diproduksinya lagi hormon-hormon ini adalah terjadinya penyakit-penyakit inflamasi yang bersifat kronik, seperti penyakit jantung, kanker, osteoporosis, Alzhaimer, dan penyakit autoimun.
Sebelum masa menopause, kadar estrogen seimbang dan inflamasi/radang yang terjadi umumnya sedang-sedang saja dan tubuh pada dasarnya berfungsi secara efektif untuk mencegah masuknya kuman-kuman yang merugikan. Hal ini akan berangsur-angsur berubah seiring dengan berhentinya produksi estrogen pada masa menopause.
Penelitian membuktikan, pada wanita dengan kadar estrogen yang rendah seperti pada wanita menopause lebih berisiko terhadap terjadinya proses inflamasi kronik. Beberapa teori mengatakan hubungannya adalah dengan rendahnya produksi estrogen, menyebabkan penambahan berat badan yang berarti bertambahnya jumlah sel lemak. Sel lemak memproduksi "protein cytokines" yang bersifat pro-inflamasi. Dengan bertambahnya jumlah sel lemak maka protein cytokine ini juga bertambah dan berisiko dengan semakin mudahnya terpapar infeksi yang bersifat kronik
Jadi, jika dibandingkan dengan wanita yang belum menopause, wanita yang sudah menopause memang akan lebih mudah terserang penyakit seperti penyakit jantung, kanker, osteoporosis, Alzhaimer, dan penyakit autoimun. Pada wanita menopause biasanya mengalamai insomnia (sulit tidur), keringat, dan kepanasan di malam hari, hal ini akan mengganggu istirahat/tidur di waktu malam. Akibatnya pada siang hari akan terjadi kelelahan. Penyebab lainnya juga bisa akibat reaksi hormonal yang menyebabkan perubahan metabolisme tubuh.
Pencegahan yang bisa dilakukan adalah:
Mengonsumsi makanan-makanan bergizi yang secara alami bersifat anti-inflamasi, seperti whole grain, buah-buahan, ikan, sayuran berdaun hijau tua, kacang-kacangan, dan memasak dengan minyak zaitun. Hindari konsumsi makanan yang mengandung trans fat, seperti margarin.
Berolahraga yang teratur, sebab olahraga teratur akan mengurangi jumlah deposit lemak.
Merokok, minum alkohol, dan obat-obatnan harus dihindari karena bersifat pro-inflamasi dan merusak jaringan yang sehat.
Hindari stres, karena stres dapat merusak sistem pertahanan tubuh.
Tidur yang cukup akan sangat bermanfaat untuk mencegah proses inflamasi kronik.
D. MENOPAUSE DINI
1. Pengertian
Menopouse dini adalah keadaan tertentu saat tubuh tidak lagi memroduksi hormon estrogen sebelum berusia 40 tahun, yang mestinya masih berada di fase usia reproduksi.
Ciri utama seorang perempuan mengalami menopause dini adalah haid berhenti. Hal ini disebabkan karena ovarium tidak lagi merespon sinyal hormon di dalam tubuh. Sebelumnya, bila hormon memberikan sinyal kepada ovarium (indung telur) untuk mengeluarkan ovum (telur), maka ovarium mengeluarkan ovum yang siap untuk dibuahi. Peristiwa itu rutin terjadi setiap bulan di masa reproduksi seorang perempuan. Bila tidak ada ovulasi (pertemuan ovum dan sperma), maka perempuan akan mengalami haid.
2. Penyebab
• Kelainan bawaan sejak lahir (kelainan kromosom)
• Penyakit autoimun yaitu kondisi tubuh membentuk antibodi yang menyerang ovarium.
• Adanya tindakan penyinaran atau pengangkatan indung telur sehingga perempuan kekurangan estrogen karena yang memproduksi estrogen adalah indung telur.
• Penggunaan obat obatan diet yang akan meningkatkan hormon prolaktin, sehingga akan menekan hormon yang merangsang pembentukan hormon estrogen.
• Pola hidup buruk; perokok berat, gizi kurang dan vegetarian.
• Tidak sempat berolahraga, padahal selain membuat tubuh segar, olahraga juga melancarkan peredaran darah, membantu produksi hormon, dan menguatkan tulang.
3. Gejala
• Ketidakteraturan haid disebabkan oleh keadaan hormonal yang tidak seimbang. Ketidakteraturan ini dapat berupa siklus yang lebih pendek, jarak haid yang tidak teratur, atau perdarahan yang banyak.
• Hot flashes (sensasi semburat panas pada dada dan muka, sering berkeringat)
• Emosi yang tidak stabil.
4. Pengobatan
Salah satu cara yang ditawarkan dunia kedokteran adalah terapi sulih hormon (TSH) atau hormone replacement therapy. Terapi ini memang mempunyai efek signifikan terhadap perempuan menopause. Perempuan yang tadinya selalu merasa murung bisa kembali ceria, sama seperti ketika dia belum menopause. Perempuan juga bisa kembali mendapatkan menstruasi, tidak lagi merasakan jantung berdebar-debar, pusing, ataupun merasa pegal-pegal.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Menopause
http://askep-benny.blogspot.com/2010/02/seks-pada-wanita-menopause.html
http://www.conectique.com/tips_solution/health/tips/article.php?article_id=5235
http://www.blogdokter.net/2008/03/10/tanda-dan-gejala-menopause
Tidak ada komentar:
Posting Komentar