Rabu, 26 Mei 2010

KONSEP DASAR INTEGUMEN

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur bagi Allah azza wa jalla, Rabb semesta alam yang telah memberikan limpahan dan rahmat-Nya serta kemudahan bagi hamba-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ilmiah ini dengan judul “Konsep Dasar Sistem Integumen”.

Dalam penulisan makalah ini penulis banyak mengalami hambatan dan kesulitan. Namun, berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak maka penulis dapat menyelesaikan makalah ilmiah ini dengan waktu yang telah ditentukan. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan pengarahan serta dukungan semangat kepada penulis, terutama kepada:

1. Haeriyanto, SKM., MKep, selaku pembimbing makalah.
2. Kedua orangtua, selaku keluarga penulis yang telah memberikan doa, semangat, serta bantuan materi dalam penyelesaian makalah ini.
3. Seluruh rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan bantuan dan semangat dalam penyelesaian makalah ini.

Akhir kata, penulis berharap kiranya makalah ilmiah ini tidak hanya berguna bagi pengetahuan penulis saja, akan tetapi dapat pula dimanfaatkan oleh rekan-rekan sejawat untuk perkembangan profesi keperawatan.


Jakarta, Maret 2010
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Ruang Lingkup
1.4 Metode Penulisan
1.5 Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
KONSEP DASAR
2.1 Pengertian
2.2 Anatomi kulit
2.3 Fisiologi kulit

BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar yang menutupi & melindungi permukaan tubuh (Depkes Ri, Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, 2002).
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luar yang membatasinya dengan dunia luar. Organ yang sangat essensial, vital, serta cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastic, dan sangat sensitive, bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan lokasi tubuh. Luas kulit kira-kira 1,5-2 m2, berat kulit kira-kira 4kg. pada orang dewasa 7% dari berat badan, tebal 1,5-4 mm, berbeda pada setiap bagian dari tubuh. Setiap 1 cm2 kulit mengandung 70 cm pembuluh darah, 55 cm saraf, 100 kelenjar keringat, 15 kelenjar, 230 reseptor sensori, dan ½ juta sel mati dan sel baru.
Kulit mempunyai susunan serabut saraf yang teranyam secara halus & berguna untuk merasakan sentuhan/sebagai alat peraba. Kulit merupakan organ hidup yang mempunyai keadaan yang sangat bervariasi. Bagian kulit yang sangat tipis terdapat disekitar mata & yang paling tebal terdapat ditelapak kaki & telapak tangan. Masing-masing mempunyai cirri khas (dermatoglipic pattern) yang berbeda-beda pada setiap orang yaitu berupa garis lengkung & berkelok-kelok. Hal ini berguna untuk mengidentifikasi seseorang. Kulit dapat dibedakan menjadi 3 lapisan yaitu kulit ari (epidermis), kulit jangat (dermis=kutis), dan hipodermis (sub kutis).
Penulis tertarik untuk menyusun makalah ilmiah dengan judul “Konsep Dasar Sistem Integumen”.



1.2 Tujuan Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, tujuan penulisan makalah ilmiah ini adalah memberikan gambaran mengenai konsep dasar sistem integument.

1.3 Ruang Lingkup
Dalam makalah ini penulis hanya membahas tentang konsep dasar sistem integumen.

1.4 Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ilmiah ini penulis menggunakan metode deskriptif yaitu metode ilmiah yang dimulai dengan mempelajari bahan dari sumber text book atau penelusuran internet yang kemudian dituangkan dalam bentuk naratif.

1.5 Sistematika Penulisan
Makalah ilmiah ini disusun dalam lima bab yang terdiri dari :
BAB I : Yaitu tentang pendahuluan, menguraikan tentang yang terdiri dari latar
belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II : Yaitu tentang tinjauan pustaka yang terdiri dari konsep dasar, didalamnya
terdapat pengertian, anatomi kulit, fisiologi kulit.
BAB III : Yaitu tentang penutup yang terdiri dari simpulan dan saran.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP DASAR
2.1 Pengertian
Kulit adalah permukaan atau bagian luar kulit yang berasal dari susunan sel-sel epitel (Lemone Burke, 2000).
Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar yang menutupi & melindungi permukaan tubuh (Depkes RI, Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, 2002).
Kulit adalah lapisan luar, terdiri dari epitel skuamosa bertingkat (Martini, 2000).
Kulit adalah organ tubuh paling luar yang membatasi dengan dunia luar dan organ yangsangat esensial, vital serta cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastic dan sangat sensitive, bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras dan lokasi tubuh (HO, Nelly Yardes).


2.2 Anatomi kulit
• Luas kulit: ± 1,5 – 2 m2
• Berat kulit: ± 4 kg, pada orang dewasa 7 % dari BB
• Tebal 1,5 – 4 mm
• Setiap 1 cm2 kulit mengandung 70 cm pembuluh darah, 55 cm saraf, 100 kelenjar keringat, 15 kelenjar, 230 reseptor sensori & ½ juta sel mati & sel baru.

Kulit terbagi menjadi 3 bagian:
1. Epidermis (Kutikel)
2. Lapisan Dermis (korium, kutisvera, trueskin)
3. Lapisan subkutis (hypodermis)
Antara dermis & subkutis tidak ada garis pemisah yang tegas, ditandai dengan adanya:
• Jaringan ikat longgar
• Sel & jaringan lemak

I. Lapisan Epidermis:
A. Stratum Korneum
Lapisan yang terletak paling luar, terdiri atas beberapa lapis sel-sel yang mati, tidak memiliki inti & protoplasmanya sudah berubah menjadi keratin (zat tanduk).
B. Stratum Lucidum
Terdapat langsung dibawah lapisan korneum, merupakan lapisan sel-sel gepeng tanpa inti, protoplasmanya berubah menjadi protein, disebut eleiden tampak lebih jelas di telapak tangan & kaki.
C. Stratum Granulosum
Merupakan 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng, sitoplasma berbutir kasar & terdapat inti diantaranya: butir-butir kasar terdiri dari keratohialin, mukosa tidak mempunyai lapisan ini, tampak jelas ditelapak tangan & kaki.
D. Stratum Spinosum (Stratum Malphigi)
Disebut Prickle Cell Layer (lapisan akanta), terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk polygonal yang besarnya berbeda karena adanya proses mitosis, protoplasmanya jernih karena banyak mengandung glikogen, intinya terletak ditengah-tengah, sel-sel makin dekat ke permukaan bentuknya makin gepeng, terdapat jembatan antar sel yang terdiri atas protoplasma & toniofibril / keratin (diantara sel-sel spinosum), diantara sel-sel spinosum terdapat pula sel Langerhans (berperan dalam hal cell mediated immune reactions of skin), sel-sel spinosum banyak mengandung glikogen.


E. Stratum Basale
Terdiri dari sel-sel yang berbentuk KUBIS (kolumnar)yang tersusun vertical pada perbatasan dermo epidermal berbaris seperti pagar (palisade), merupakan lapisan epidermis paling bawah, sel basal mengadakan mitosis & berfungsi reproduktif (disebut lapisan germinatum), lapisan basale terdiri dari 2 lapisan sebagai berikut:
- Sel-sel yang terbentuk kolumnar
Protoplasma basofilik, berinti lonjong & besar, antara sel kolumnaryang satu dengan yang lain dihubungkan dengan jembatan antar sel.
- Sel-sel pembentuk melanin
Dikenal Clear cell, sel berwarna muda, sitoplasma basofilik & berinti gelap & mengandung butir pigmen.

Populasi sel dari epidermis ada 4, yaitu:
1. Keratocytes
Yaitu produksi keratin untuk melindungi kulit, jutaan sel mati setiap hari & baru seimbang pada permukaan kulit.
2. Melanocyte
Yaitu mensintesis melanin, berada pada stratum basale (bagian dalam epidermis).
Warna terang/gelap dipengaruhi oleh Betakaroten, Hb.
3. Merkel Cell
Jumlah sel sedikit pada batas epidermis-dermis, yang memiliki fungsi sebagai reseptor sensory untuk rabaan.
4. Langerhan’s Cell
Berasal dari sum-sum tulang & bermigrasi ke epidermis, merupakan makhrophag & membantu mengaktifkan system immune.

II. Lapisan Dermis (Korium, Kutisvera, True-skin)
Terletak dibawah epidermis, lebih tebal dari epidermis. Terdiri dari lapisan elastic & fibrosa padat dengan elemen-elemen seluler & folikel rambut, lapisan epidermis dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
1. Pars papilare
Merupakan bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung-ujung serabut saraf & pembuluh darah.
2. Pars retikulare
Merupakan bagian bawah yang menonjol ke subkutan, terdiri dari serabut-serabut penunjang sebagai berikut: serabut kolagen, elastin, retikulin.
Dasar (Matriks) lapisan ini terdiri atas cairan kental asam Hialuronat & kondroitin sulfat. Terdapat fibroblast.

III. Lapisan Subkutis (Hypodermis)
Lapisan ini merupakan lanjutan dari Dermis, terdiri dari jaringan ikat longgar, berisi sel-sel lemak. Lapisan sel lemak disebut: Penikulus Adiposa yang berfungsi sebagai cadangan makanan, terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah, & getah bening.
Antara dermis & subkutis tidak ada garis pemisah yang tegas, ditandai adanya: jaringan ikat longgar & adanya sel & jaringan lemak.

Vaskularisasi Kulit diatur oleh 2 pleksus:
1. Pleksus Superfisialis (diatas dermis), anastomosis di papil dermis.
2. Pleksus Profunda (subkutis), anastomosis dengan pars retikulare.


Warna Kulit:
3 pigmen yang berkontribusi dalam mewarnai kulit:
1. Melanin, asam amino tirosin, sintesis tergantung pada enzim tirosinase.
2. Karotine, pigmen kuning-jingga, akumulasi di lapisan stratum korneum & jaringan lemak di subdermis.
Warna lebih menonjol pada telapak tangan & mukosa mulut.
3. Haemoglobin, sirkulasi sel darah merah melalui kapilari dermis.
Bila Hb kekurangan Oksigen, kulit & darah biru (sianosis).

Adneksa Kulit:
1. Kelenjar kulit, terdiri dari:
a) Kelenjar keringat (Glandula Sudorifera)
Kelenjar eksokrin kecil-kecil dangkal di dermis dengan secret yang encer, dibentuk pada usia kehamilan 28 mg & berfungsi 40 minggu setelah kelahiran.
Bermuara langsung dipermukaan kulit & terbanyak ditelapak kaki, dahi, & aksila.
Sekresinya dipengaruhi oleh: Saraf Kolinergik, faktor suhu, & stress emosional.

b) Kelenjar Palit (Glandula Sebasea/Kelenjar Holokrin)
Kelenjar ini tidak mempunyai lumen, & sekret berasal dari dekomposisi sel-sel kelenjar yang terdapat disamping akar rambut.
Terletak diseluruh permukaan kulit manusia kecuali: di telapak tangan& kaki.
Sebum mengandung: Trigliserida, asam lemak bebas, skualen, wax ester, & kolesterol.
Sekresi dipengaruhi oleh: Hormon Androgen.






2. Kuku
Bagian terminal lapisan tanduk (stratum korneum) yang menebal.
Bagian kuku yang terbenam disebut akar kuku (nail root), bagian terbuka diatas jaringan lunak kulit pada ujung jari disebut badan kuku (nail plate). Bagian paling ujung adalah bagian kuku yang bebas, sisi kuku agak mencekung membentuk alur kuku (nail groove).
Kulit tipis yang menutupi kuku dibagian proximal disebut oponikium, bagian kulit yang ditutupi bagian kuku bebas disebut Hiponikium.
Kuku tumbuh dari akar kuku keluar dengan kecepatan tumbuh 1 mm/minggu.

3. Rambut
Rambut terdiri dari bagian yang terbenam dalam kulit (akar rambut) & bagian yang berada diluar kulit (batang rambut).

Ada 2 macam tipe rambut yaitu:
- Rambut Lanugo:
Rambut halus, tidak mengandung pigmen, terdapat pada bayi.
- Rambut Terminal:
Rambut lebih kasar, mengandung banyak pigmen, mempunyai medulla, terdapat pada orang dewasa.

Pada orang dewasa, selain rambut di kepala, juga terdapat:
- Bulu mata
- Rambut ketiak
- Rambut kemaluan
- Rambut diatas bibir (kumis)
- Janggut

Pertumbuhan rambut dipengaruhi oleh Hormon Androgen.


Rambut tumbuh secara ”Siklik”, artinya rambut mengalami berbagai fase, yaitu:
a). Fase Pertumbuhan (Fase Anagen)
b). Fase Istirahat (Telogen): 15%
c). Fase Katagen (Involusi Temporer): fase diantara kedua fase tersebut yaitu fase dimana rambut mengalami pertumbuhan (Anagen) 85%

Karakteristik rambut normal:
- Berkilat
- Elastis
- Tidak mudah patah
- Dapat menyerap air

Komposisi rambut:
- Karbon 50-60%
- Hidrogen 6,36%
- Nitrogen 17,14%
- Sulfur 5,0%
- Oksigen 20,80%.


2.3 Fisiologi kulit
Kulit mempunyai berbagai fungsi, yaitu:
1. Proteksi
Menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis, mekanis, misalnya: gesekan, tarikan, gangguan kimiawi yang bersifat iritan, contoh: lisol, karbol, asam, & alkali kuat lainnya.

2. Absorbsi
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan, & benda padat, tetapi cairan yang mudah menguap mudah diserap, begitu pula pada yang larut dalam lemak. Permeabilitas kulit terhadap oksigen, karbondioksida, & uap air memungkinkan kulit untuk mengambil bagian pada fungsi respirasi.
Kemampuan absorbsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembapan, metabolism, & jenis vehikulum.
Penyerapan berlangsung melalui celah antar sel, menembus sel-sel epidermis/melalui saluran kelenjar, tetapi lebih banyak melalui sel-sel epidermis daripada yang melalui muara kelenjar.

3. Persepsi
Mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis & subkutis, saraf-saraf lebih banyak pada area erotic.
o Rangsang Panas : Badan-badan Ruffini (Dermis & Subkutis)
o Rangsang Dingin : Badan Krause (Dermis)
o Rabaan : Taktil Meissner, terletak di Papilla Dermis
o Rabaan di Epidermis : Merkel Ranvier
o Rasa Tekan : Badan Vater Paccini (Epidermis)

4. Ekresi
Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi / sisa metabolisme dalam tubuh, yaitu berupa:
o NaCl
o Urea
o Asam urat
o Ammonia

5. Pengaturan suhu tubuh/ Termoregulasi
Kulit melakukan peranan ini dengan cara mengeluarkan keringat & mengerutkan (otot berontraksi) pembuluh darah kulit.
Kulit kaya akan pembuluh darah sehingga memungkinkan kulit mendapat nutrisis yang cukup baik.

6. Pembentukan Pigmen
Sel pembentukan pigmen (melanosit), terletak dilapisan basal, perbandingan sel basal dengan sel melanosit yaitu 1:10.
Jumlah melanosit & jumlah melanosomes (butir pigmen) & besar butir pigmen menentukan warna ras maupun individu.
Melanosom dibentuk oleh alat Golgi dengan bantuan enzim Tirosinase, ion Cu, & oksigen.

7. Pembentukan Vitamin D
Mengubah 7 dihidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar matahari.

8. Keratinisasi
Lapisan epidermis dewasa mempunyai 3 jenis sel utama, yaitu: keratinosit, sel Langerhan’s, & melanosit.
Keratinosit dimulai dari sel basal mengadakan pembelahan, sel basal yang lain akan berpindah keatas & berubah bentuknya menjadi sel spinosum; makin keatas, selmenjadi makin gepeng & bergranula menjadi granulosum. Makin lama inti menghilang & keratinosit ini menjadi sel tanduk yang amorf.
Proses berlangsung secara terus menerus seumur hidup & siklusnya adalah 14-21 hari & memberi perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis fisiologik.

9. Reservoir Darah
Jumlah darah yang dapat disimpan dikulit adalah 5% dari seluruh jumlah darah.
Bila tubuh memerlukan sirkulasi yang banyak ke organ lain, seperti: kerja otot berlebihan maka sistem persarafan mengkontriksikan pembuluh darah dermal.




DAFTAR PUSTAKA


Lemone and Burke,M.K. 2000 .Medical Surgical Nursing:Critical Thinking in Client
Care. New Jersey: Prentie-Hall,Inc.

Joyce M. Black, et.All. 2005. Medical Surgical Nursing: Clinical Management for Positive Outcomes.

Ignatavicius, Donna, et.All.2000.Medical Surgical Nursing.Philadelphia: W.B Saunders
Company.

Depkes RI, Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. 2002. Sistem Penginderaan & Integumen.
Jakarta.

Tidak ada komentar: