Kesuksesan berawal dari sebuah mimpi (dream), mimpi untuk menjadi sukses. Bagaimana mungkin seorang bisa sukses, bila bermimpi sukses saja tidak pernah ia cita-citakan. Mimpi yang tinggi akan melahirkan semangat kerja yang tinggi. Sebagian besar orang besar senang bermimpi, lalu bersungguh-sungguh untuk mewujudkan mimpinya tersebut.
Mimpi yang saya maksud disini bukanlah bunga tidur atau mimpi di siang bolong. Mimpi yang saya maksudkan adalah sebuah himmah atau cita-cita yang tinggi menggantung di atas Arsy. Mimpi yang bisa menembus benteng kokoh, menerjang karang, menyibak badai. Bukan mimpi yang sekedar angan dan khayalan.
Memang, tidak semua pemimpi menjadi orang besar dan sukses, tapi setiap orang besar dan sukses di dunia ini adalah seorang pemimpi. Yusuf ‘alaihis salam menjadi pemimpin di negeri Mesir karena beliau seorang pemimpi dan ahli dalam menerjemahkan mimpi. Beliau menjadi pemimpi bahkan sejak kanak-kanak, “(Ingatlah) ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, “Wahai ayahku! Sungguh, aku (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku.” (Al Qur’an Surat Yusuf ayat 4).
Para ahli sejarah memahami, untuk membangun sebuah peradaban dibutuhkan beberapa generasi untuk mewujudkannya, Tetapi Nabi Muhammad SAW mampu membangun sebuah peradaban dan generasi unggul hanya dalam waktu kurang dari seperempat abad. Takdir kejayaan itu berlaku karena beliau sedari awal telah memiliki alhimmah atau obsesi yang kuat untuk menjadi sukses.
Kadang seorang pemimpi harus siap untuk menghadapi tembok tinggi berupa hinaan dan cemoohan dari orang lain, bahkan orang-orang dekat yang kita harapkan dukungan darinya juga turut melemahkan dan merendahkan kita. Namun, anggaplah itu semua sebagai cemeti yang akan membuat kita lari semakin kencang untuk mencapai kesuksesan. Dan dikemudian hari orang akan tercengang dengan keberhasilan kita mencapai mimpi padahal awalnya mereka menganggap mimpi kita hanya sebuah khayalan orang malas dan bodoh. Sebuah pepatah mengatakan, “Impian kemarin adalah kenyataan hari ini, dan impian hari ini adalah kenyataan di hari esok.”
Yakinlah ketika seseorang memiliki impian dan cita-cita, maka sesungguhnya orang itu telah melangkah dan mendekat kepada apa yang dia impikan, dan pasti! orang itu akan diberikan kewenangan dan kepantasan oleh Allah untuk mendapatkan apa yang ia cita-citakan. Bukankah Allah mengikuti persangkaan hamba-Nya?
Menjadi apa Anda dua, tiga, lima tahun kedepan? Itu tergantung mimpi Anda sekarang!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar